Jumat, 25 Desember 2009

Awas ! Syaikh Selalu Memperhatikan Kalian



Mawlana Syaikh Hisyam,

Washington DC 12.5.’94

Suatu ketika, Grandsyaikh Mawlana Syaikh Abdullah Daghestani duduk bersama Syaikh Sharafuddin Daghestani pada sebuah konferensi para ulama. Seorang pria memasuki ruangan sambil membawa sebuah Al Qur’an berukuran besar. Dia menuju ke arah Grandsyaikh dan berteriak “ Berdiri !” Semua yang hadir khawatir dia akan berbuat sesuatu pada Grandsyaikh. Grandsyaikh berdiri dan laki-laki itu meletakkan Qur’an diatas sebuah kursi. Semua ulama memperhatikan apa yang akan dia lakukan. “Duduklah diatas Qur’an itu !” perintahnya pada Grandsyaikh.

Syaikh Sharafuddin hanya tertawa melihat hal itu, tetapi para ulama terlihat geram dan marah : “ Apa maksudmu menyuruh Grandsyaikh duduk diatas Qur’an ? Haram ! hal itu tidak bisa dibenarkan ! ” Namun sekali lagi pria itu berteriak “ Itu dibenarkan ! Aku ini alim, aku paham Qur’an didalam hatiku dan hafal setiap ayat-ayatnya, tapi apa yang beliau lakukan padaku kemarin, Qur’an tidak bisa melakukannya. Beliau mampu melakukannya karena beliau adalah Qur’an natiq, Qur’an yang bisa berbicara ! “

Grandsyaikh tidak melakukan apa yang diperintahkan pria tersebut. Namun semua yang hadir ingin mendengar cerita selengkapnya. Pria itupun mulai bercerita ;

“Kemarin seseorang mengundangku untuk mengajarkan Al Qur’an pada anak-anaknya. Akupun pergi kesana dan mengajari mereka. Ketika anak-anak telah tidur, nyonya rumah yang sangat cantik bermata biru dari Daghestan mengajakku untuk tidur dengannya. Setanpun menggodaku. Apa yang bisa kulakukan ? akupun masuk ke kamarnya dan mulai membuka baju….”

( kalian bisa lihat, dalam situasi seperti ini ajaran Mawlana mencakup kalangan bawah sampai komunitas atas. Beliau mampu mengajari segala macam strata masyarakat dan berbicara menurut apa yang mereka sukai sehingga membuat mereka semua bahagia .)

“ Wanita itu membuka pakaiannya. Akupun melakukan hal yang sama dan kami menuju ke arah tempat tidur. Allah memberiku nafsu shahwat lebih besar dari para pemuda di desaku. Aku mempunyai nafsu akan wanita 70 kali lebih besar dari mereka. Dalam semalam aku bisa melakukannya selama 10 kali ! Aku sangat mencintai Grandsyaikh, namun aku tidak kuasa menahan diri. Maka ketika dia mengundang, akupun masuk kamarnya. Setelah sampai ke tempat tidur, aku mulai memeluknya, namun gambaran wajah Grandsyaikh Abdullah muncul di dinding. Ketika aku melihatnya, akupun berpaling dan mengacuhkannya. Namun Grandsyaikh muncul di permukaan dinding lain. Kemanapun aku menoleh, gambaran Grandsyaikh tetap muncul.”

Akhirnya dia berpikir, ” Tidak apa-apa, aku akan berada diatas, sehingga hanya wajah wanita ini yang terlihat olehku.” Dan ketika pria itu akan melakukannya, Grandsyaikh muncul dan berteriak, “ AWAS !! ” Begitu beliau berteriak “Awas” , maka ibu jari-ku terbelah dan sperma keluar dari sana, aku kehilangan segala gairahku. Grandsyaikh mengambil semua nafsu-nafsu ku. Lihatlah ibu jariku ini !”

Semua orang melihat ibu jarinya yang terbelah dua dan terbuka tanpa terlihat ada luka disana. “Semua nafsu seksualku keluar lewat jari ini.

Apa yang Qur’an tidak lakukan padaku, Grandsyaikh mampu melakukannya. Beliau yang membuat aku bertobat. Beliau harus duduk diatas Qur’an, karena beliau adalah Qur’an yang bisa berbicara…”

Pada saat itu seluruh ulama berpaling dan segera mendatangi Grandsyaikh dan syaikh Sharafuddin.

Hati-hatilah ! para syaikh mengetahui. Mereka mendengar, melihat dan bahkan merasakan. Namun mereka tidak mengatakan apapun. Mereka melindungi kalian. Namun ketika sampai pada ambang batas, hudud dan atas izin Allah, maka mereka mampu berbuat apapun untuk mengingatkan kalian. Saat itulah kalian dalam bahaya. Untuk itu jagalah cinta kalian pada Grandsyaikh Abdullah, Mawlana Syaikh Sharafuddin ( semoga Allah mencurahkan berkah pada mereka ) dan juga pada Mawlana Syaikh Nazim di dalam hati kalian.



Wa min Allah at-tawfiq bi hurmat al Fatiha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar