Senin, 21 Desember 2009

Cinta, Pusat Hati dan Cinta Sang Pecinta, Allah



Cinta, Pusat Hati dan Cinta Sang Pecinta, Allah
Mawlana Syekh Nazim Adil Al Qubrusi Al Haqqani
Lefke, Cyprus 2006
Diambil dari www.mevlanasufi.blogspot.com


Bismillahir Rohman nirRohim,

Oh Allah yang Maha Kuasa, berikan kami cintaMu, Dan cinta kepada siapapun yang
mencintaiMu Dan perbuatan baik yang akan membimbing kami kepada cintaMu. (sebuah
doa' Nabi Muhammad sallaLlahu ´alayhi wa sallam)

Semoga Allah yang Maha Kuasa menjadikan kita bersama awliyaNya. Tidak mudah
menjadi awliya Allah, (dan) mungkin saja menjadi awliya Allah terlalu besar buat
kita, tapi setidaknya kita harus berusaha menjadi teman dari awliyaNya. Saya
tidak mengklaim bahwa saya awliya Allah dan saya malu mengatakan,"Oh, Tuhanku,
jadikan saya salah satu awliyaMu" tapi saya memohon kepada Allah, Tuhan yang
Maha Kuasa agar Dia memberkahi saya untuk bersama awliyaNya yang terbaik, dan
menjadi sahabat awliyaNya. Inilah poin terendah dari Iman dan dibawahnya tidak
ada level lagi.

Bagi yang mencintai awliya Allah, bahkan bila dia tidak berbuat baik, maka
(cintanya pada awliya Allah) seharusnya dapat menjadi satu alasan untuk
keselamatannya. Tidak mungkin dia meninggal (dengan keadaan) buruk ( inhatima).
Ya, dia tidak akan berakhir dengan buruk. Itulah Muhabba, cinta, yang ada
dihatinya, menjaganya bersama awliya Allah. Islam dibangun dengan pondasi cinta
dari awal hingga akhir.
Pada mulanya Sayyidina Muhammad ( sallaLlahu ´alayhi wa sallam), kekasih
Allah. Allah mencintai beliau dan susunan (jiwa) beliau bercampur dengan Cinta
Illahi.

Dia menjadi Habibullah (kekasih Allah). Allah yang Maha Kuasa memberkahi
beliau dari Cinta IllahiNya. Sayyidina Muhammad ( sallaLlahu ´alayhi wa sallam
), diambil dari Allah yang Maha Kuasa, inilah Muhabba, inilah Cinta Illahi dan
beliau memberikannya juga kepada para Shahabat. Apabila beliau tidak memberikan
Cinta Illahi kepada para Shahabat, maka Shahabat tidak dapat mencintai beliau.

Suatu hari Umar ra –yang sangat mencintai Nabi Muhammad ( sallaLlahu ´alayhi
wa sallam)- berkata,"Ya Rasulullah (Oh, Pembawa Pesan Allah), aku mencintai
engkau, aku mencintai engkau melebihi cintaku kepada keluargaku dan anak-anakku
yang mengharapkan cinta yang aku miliki." Kemudian Nabi (sallaLlahu ´alayhi wa
sallam ) bersabda padanya,"Ya Umar, sampai kamu mencintaiku melebihi
kemampuanmu, kamu tidak akan mencapai kamal ul iman (Iman yang sempurna).
Mendengar ucapan Nabi ( sallaLlahu ´alayhi wa sallam) ini, Sayyidina Umar
berusaha menaikkan levelnya seperti yang diperintahkan Nabi (sallaLlahu ´alayhi
wa sallam ). Inilah sebuah kekuatan mengagumkan (mukjizat) dari Nabi (sallaLlahu
´alayhi wa sallam ).

Dengan sangat cepat, dan dalam waktu amat singkat, beliau membuat Sayyidina
Umar mengatakan bahwa ia mencintai beliau melebihi dirinya sendiri. Rasulullah
(sallaLlahu ´alayhi wa sallam ) mengangkat Umar (ke level lebih tinggi) dengan
diam-diam. Semua Shahabat mencintai Nabi ( sallaLlahu ´alayhi wa sallam) dari
jiwa mereka. Jangan pikir kejadian diatas hanya terjadi kepada Sayyidina Umar,
tidak, itu terbuka bagi semua Ummah Nabi Muhammad (sallaLlahu ´alayhi wa sallam
) dan semua bangsa. Ya, siapapun dapat mencintai Nabi Muhammad (sallaLlahu
´alayhi wa sallam ) lebih dari jiwanya sendiri.

Para Shahabat mencintai Nabi Muhammad ( sallaLlahu ´alayhi wa sallam)
sepenuhnya. Mereka dipenuhi Cinta Illahi. Muhabbah. Dengan perasaan penuh cinta
kepada Rasulullah ( sallaLlahu ´alayhi wa sallam), mereka menjelajah melintasi
timur dan barat mengabarkan amanat Nabi kepada semua orang. Para Shahabat tidak
mengetahui bahasa tiap bangsa yang mereka temui ketika berkhotbah. Ketika mereka
berkhotbah, orang-orang berkumpul mengelilingi Shahabat dan mendengarkan
walaupun mereka tidak mengerti bahasa yang dipakai, tapi pusat cinta dalam hati
mereka berbicara kepada Shahabat.

Mungkin para Shahabat hanya melafalkan Kitab Suci Al Qur'an tapi cinta (yang
dimiliki para Shahabat) tersalur melalui lafal (Al Qur'an) telah menyentuh kalbu
pendengarnya. Karenanya Islam dapat berkembang dari timur dan barat dalam waktu
yang singkat, seperempat abad atau 25 tahun. Itulah keajaiban. Jika orang Eropa
mempunyai kepandaian untuk memikirkan hal ini, mereka akan masuk Islam. Mereka
akan mengucap," Ashadu An La Ilaha Illallah Wa Ashadu Anna Muhammad ur
Rasulullah ." (Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah
Rasul Allah).

Sebuah revolusi yang tidak pernah terjadi dimuka bumi sebelumnya, jadi dalam
waktu singkat satu agama baru tersebar melintasi timur dan barat dengan kekuatan
penuh. Rasululllah ( sallaLlahu ´alayhi wa sallam ) mengubah banyak bangsa dan
hal tresbut merupakan mukjizat yang besar, tapi saat ini orang-orang tidak
beriman yang fanatik dan musuh-musuh nyata yang fanatik (mutassim) tidak pernah
memikirkan tentang hal ini. Bagaimana mungkin seorang yang buta huruf, melewati
padang pasir yang tak dikenal, dan datang dari orang yang tidak dikenal pula,
dapat mengucap " la ilaha illahllah" dan juga mengucap "Aku akan memperoleh
kemenangan, aku datang untuk menghancurkan yang batil" dan beliau
menghancurkannya (kebatilan) dan juga meraih kemenangan. Tapi orang-orang Eropa
tidak dapat memikirkan hal ini karena mereka menginginkan yang haqq (kebenaran)
berasal dari bangsa mereka bukan melalui Islam.

Ya, kita mengatakan Mahabbah – cinta membuat Islam memasuki hati semua bangsa.
Para Shahabat pergi ke seluruh pelosok bumi dari timur jauh ke barat jauh.
Mungkin kepada lebih dari 70 suku bangsa dan berkhotbah dihadapan orang-orang
yang berbicara dengan 100 bahasa berbeda. Para Shahabat hanya bisa menggunakan
bahasa Arab. Seperti yang telah ditakdirkan padanya.

Bagaimana bisa Shahabat berda'wah, dan Islam dapat memasuki hati pendengarnya?
Kamu bicara, hanya memakai lidah dan tidak dari dalam hati sehingga tidak ada
yang mendengarkanmu. Tapi hatimu berkata," minal kalbi minal dalwish a lilaa".
Kami saat ini berusaha mengembalikan metoda tersebut kepada Ummah melalui
tariqat. Kami ingin membawa cinta kembali ke Ummah (pengikut Nabi), karena tanpa
cinta, maka kalian tidak mungkin mengikuti satu orang.

Apabila kalian tidak bisa memberikan Mahabbah – cinta kedalam hati, maka
kalian tidak bisa menghubungkan antara satu dunia dengan dunia lain. Tujuan kami
adalah membuat Ummah saling menyayangi. Tidak mungkin Ummah saling menyayangi
tanpa adanya cinta kepada Allah. Hanya yang berada dalam satu jalur dapat
bersama. Tidak ada kecemburuan, kebencian, dan permusuhan diantara mereka.
Ketika seseorang bertemu dengan yang lain dalam Samudera Cinta Illahi tidaklah
mungkin merasa cemburu, benci, permusuhan, dan iri hati. Tidak mungkin. Ya, itu
tidak mungkin.

Saya orang asing dinegara ini dan kemarin saya bertemu beberapa orang dan
mereka tidak pernah saya temui sebelumnya. Mereka bertengkar untuk menemui saya,
mendorong ke sana-sini, mencium tangan saya dan berusaha memperoleh sesuatu dari
saya. Bagaimana rasa cinta itu datang ke mereka untuk saya. Saya belum pernah
melihat mereka sebelumnya. Mereka bertemu saya baru satu kali dan mereka
berusaha menyerang saya dengan cinta yang mereka punya.

Darimanakah cinta ini datang? Cinta datang dari kekuatan rahasia Iman, dari
sebuah jalur rahasia Nabi ( sallaLlahu ´alayhi wa sallam ), dan datang dari
hati ke hati. Hanya hati yang mengerti apa yang saya maksudkan. Ya, ini penting.
Kami memohon agar rasa cinta ini menjadi hal umum bagi semua komunitas Muslim.
Mereka pasti jatuh cinta.

Pemimpin suku Quraisy mendatangi paman Nabi sallaLlahu ´alayhi wa sallam dan
berkata,"Katakan kepada keponakkanmu kalau kami akan memberikan semua yang dia
mau. Kami akan memberikan dia apapun yang dia ingini dari harta kami dan dari
anak-anak perempuan kami. Ya, kami bahkan akan menjadikan dia sebagai raja kami.
Dengan satu syarat yaitu dia harus berhenti berda'wah."

Paman Nabi (sallaLlahu ´alayhi wa sallam ) memberitahukan hal ini kepada
beliau dan Nabi menjawab,"Walaupun bila mereka memberikan aku matahari di tangan
saya dan bulan di tangan lainnya, aku tidak akan menghentikan da'wah, dan aku
tidak menginginkan apapun dari mereka untuk da'wah yang aku lakukan."

Itulah pondasi dari Islam dan Nabi sallaLlahu ´alayhi wa sallam)
mengajarkannya kepada Shahabat. Mereka hanya berkata," illahi antha maqshudi"
(Oh, Tuhanku, Allah kami hanya memohon keridhaanMu, jika Kau ridha kepada kami,
itulah puncak tujuan kami, tidak ada lainnya). Dalam da'wah, kami tidak meminta
apapun dari kalian, baik untuk diri kami sendiri ataupun untuk orang lain di
negara kami. Tujuanku adalah Cinta Illahi yang ada didalam hati saya dapat
diraih oleh hati orang-orang beriman. Apakah menurut kalian cinta yang ada dalam
hati kita tidak cukup untuk semua bangsa? Jangan berprasangka. Bahkan apabila
satu hati mencapai Cinta Illahi, cinta dari hati tersebut akan cukup untuk
mencapai hati semua bangsa.

Kalian pasti telah mendengar tentang sumur air Zam Zam. Meskipun, jika semua
bangsa telah menggunakan air tersebut maka sumurnya tidak akan pernah kering.
Begitu juga dengan hati, ini lebih penting. Cinta Illahi yang mengalir dihati
kita sudah cukup bagi semua hati manusia dari semua suku bangsa. Jika Allah
berkehendak (Insya Allah) kami memohon –apa yang telah Allah yang Maha Kuasa
anugerahi kepadaku dan kalian- dan kami memohon agar kami dapat membuat Cinta
Illahi dapat dicapai oleh semua manusia dan dengan ini membuat mereka hidup,
tidak pernah mati dan hidup abadi. Fatiha.

Wa min Allah at tawfiq

Wassalam, arief hamdani
www.mevlanasufi.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar