Selasa, 22 Desember 2009

Lawanlah Egomu

Lawanlah Egomu
Mawlana Shaykh Muhammad Hisham Kabbani ar Rabbani
Zawiyah Michigan USA, 2006
Diambil dari http://mevlanasufi.blogspot.com


A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim, Bismillaahir rahmaanir rahiim
Allaahumma shalli 'alaa Sayyidinaa Muhammadiw wa 'alaa aalihi wa Shahbihi
ajma'iin

Seorang murid dari Sayyidina Khalid al-Baghdadi, seorang awliya dari Rantai
Emas Naqsybandi yang meninggal dunia sekitar 200 tahun yang lalu dan kini
dimakamkan di Damaskus, diperintah kan untuk melakukan ibadah haji oleh
Syekhnya. Syekhnya berpesan agar dia mencari sesuatu yang spesifik, namun dia
tidak dapat menemukannya. Namun, dia kemudian mendengar tentang adanya seseorang
di Bombay yang memiliki kekuatan mengagumkan dan dapat melakukan apapun yang
kalian minta.

Murid ini heran dan marah mendengarnya, dia telah lama mengikuti Syekh Khalid
Bagdadi tapi tidak dapat melakukan hal-hal yang mengagumkan. Bagaimana mungkin
seseorang yang tidak beriman, bahkan bukan seorang pencari dan tidak beragama
Islam memiliki kekuatan mengagumkan?

Kemudian ia bergegas menemui Syekhnya dan bertanya, "O syekhku, Anda telah
mengirim saya untuk mencari seorang awliya, dan saya menemukan seorang yang
tidak beriman tapi memiliki kekuatan mengagumkan, sementara saya tidak bisa!
Pelajaran apakah ini? Sayyidina Khalid menjawab,"O anakku, jangan salah sangka
dan berburuk sangka karena kamu dapat berbuat kesalahan karenanya. Aku akan
memberikan jawabannya esok hari.

Malam itu, Sayyidina Khalid tiba di India dalam satu detik dengan menyebut
"Bismillahi'r-Rahmani 'r-Rahim –dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang." Itu adalah kekuatan lain yang tidak digunakan Mawlana
Shaykh Nazim. Para syekh melepaskan kekuatan spiritual mereka dari kungkungan
tubuh. Saat itu, ruh dapat membawa tubuh pergi, yang sebelumnya ruh hanya dapat
pergi apabila tubuh yang membawa.

Para Awliya Allah bergerak dengan meletakkan tubuh mereka didalam ruh, jadi
ruh yang membungkus tubuh , bukan sebaliknya seperti sat ini kita manusia biasa.
Perjalanan mungkin terjadi dalam satu detik kemanapun ruh membawanya. Saat
Sayyidina Khalid tiba di depan pintu kediaman biksu yang dimaksud di India,
Sayyidina Khalid mengembalikan ruhnya ke tubuh fisik.

Biksu dari Bombay mengetahui akan kedatangan Syaikh Khalid dan sedang
menunggunya didepan pintu. Dia berkata, "O Syekhku, saya tahu anda akan datang
melalui kekuatan, dan saya telah meminta tolong seorang wanita muslim untuk
menyiapkan makan malam untuk anda, saya tahu anda tidak memakan jenis makanan
kami."

Mereka duduk berhadapan. Sebelum berkata apapun, Sayyidina Khalid al-Baghdadi
memintanya mengucap Kesaksian Iman yang disebut juga kalimat syahadat. Biksu itu
duduk diam, berkonsentrasi dengan hatinya untuk setengah jam lamanya,
bermeditasi, sementara Sayyidina Khalid al-Baghdadi diam. Setengah jam kemudian,
biksu mengangkat kepala dan berkata, Ashhadu an la ilaaha illallah wa ashhadu
anna Muhammadur-Rasulullah."

Bila sebelumnya ia selalu mengucapkan berbagai mantra, maka sesaat setelah dia
mengucapkan syahadah, dia menerima kekuatan surga yang mengagumkan. Sayyidina
Khalid bertanya, "Mengapa anda menunggu setengah jam dalam ketidak percayaan
padahal anda tahu bahwa percaya adalah suatu Realitas. Dia berkata,"O Syekhku,
saya meminta maaf, tapi selama 25 tahun saya selalu meminta ijin kepada
Syekhku." "Siapakah syekhmu?" Dia berkata, "Syekhku adalah egoku. Setiap saat,
saya selalu bertanya kepada ego saya dan mendengar apa yang ego perintahkan.
Apapun perintah ego, saya melakukan sebaliknya. Sebab sepanjang pengetahuan
saya, ego hanya ingin menghancurkan jiwa. Setelah saya mendapat jawaban, barulah
saya mengucap kalimat syahadah."

"O Syekhku, selama 25 tahun, apapun yang ego katakan saat saya menanyakan
pendapat, saya melakukan sebaliknya. Kini, ketika saya meminta pendapatnya, apa
yang harus saya lakukan, apakah mengucap kalimat syahadah atau tidak, ego saya
berkata :"Apakah kamu gila? Kamu akan jatuh ke dasar jurang dan memanjat naik
lagi? Kamu gila! Berhati-hatilah! Jangan pernah mengucap kalimat syahadah." Dan
saya berkelahi dengan ego. Maka ketika ego menolak, saya memutuskan
mengucapkannya.

Sayyidina Khalid berkata,"Ketika kamu mengucapnya, kamu menerima kekuatan
surga. Kami tidak bergantung pada mantra. Karena mantra hanya untuk setan."
Ketika kita melihat perbuatan non-muslim atau bahkan muslim tetapi yang tidak
menjaga Islamnya dengan benar, yang dapat melakukan hal menakjubkan, kita harus
tahu bahwa semua itu kekuatan mantra setan. Setan dan iblis dapat melakukannya
dengan mudah seperti jalan diatas air, berjalan melewati api, berjalan diatas
paku, menembus tembok. Semua itu tak dapat dipercaya.

Kita membutuhkan kekuatan surga, dan kekuatan itu datang dari cahaya hati.
Kita harus menyayangi setiap orang sama seperti kita menyayangi diri sendiri.
Itulah yang benar-benar kita butuhkan. Kita harus menghargai setiap orang. Kita
juga harus menolong setiap orang, rendah diri kepada semua orang.
Berhati-hatilah, dan kamu akan menemukan kekuatan surga akan terbuka didepanmu.

Keesokkan harinya, Sayyidina Khalid kembali ke perkumpulan nya yang terdiri
dari ratusan murid di Damaskus dan dia berkata kepada mereka : "Aku telah
mengajar kalian selama 40 atau 45 tahun dan tak ada satupun yang berusaha
menjinakkan egonya. Orang yang tidak beriman itu bisa memperoleh kekuatan yang
mengagumkan, kekuatan kata-kata karena dia melakukan hal yang bertentangan
dengan yang egonya mau.

Sedangkan kalian, aku memerintahkan kalian melawan ego, membunuh ego kalian
agar menjadi hamba yang baik tapi kalian tidak menurutinya. Untuk alasan itulah
kekuatan surga tidak pernah terbuka bagi kalian. Ambillah hikmah dari cerita ini
sebagai bahan pemikiran dan jadilah hamba yang baik. Dan dari Allah-lah semua
keberhasilan.

Wa min Allah at Tawfiq, Bihurmati habib, Fatihah.

Wassalam, arief hamdani
www.mevlanasufi.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar