Senin, 28 Desember 2009

Memperbaiki diri melalui mursyid sejati thariqah


Mawlana Syekh Muhammad Hisham Kabbani


Para Sahabat pada masa Nabi Muhammad saw, mendapat
bimbingan dan pengajaran dari Nabi saw. Setiap sahabat
diberinya suatu rahasia, yang dengan rahasia itu
mereka akan membimbing umat. Selanjutnya para sahabat
yang mengemban rahasia tersebut mewariskannya kepada
Para Wali Allah pada setiap tahap kehidupan hingga
saat ini. Pada saat menerima limpahan rahasia ini,
Awliya oleh Nabi Muhammad saw diberikan sebuah
karakteristik sehingga mereka dapat mengenali segala
sesuatu tentang murid-muridnya. Jadi hindarkanlah dari
hati dan pemikiranmu bahwa seorang Syaikh akan
terluput dari apa yang engkau sembunyikan. Seorang
Syaikh memiliki pandangan yang dimiliki Nabi Muhammad
saw, sehingga mengetahui apa yang tersembunyi didalam
hati/qolbu muridnya.

Para Awliya bisa mendengar suara gemuruh dalam
batinmu, sebagaimana suara gemuruh petir. Jadi
janganlah mencoba untuk menyembunyikan dalam hatimu
sesuatu yang tidak baik, karena Syaikh dapat
mendeteksinya dan engkau akan mendapat hukuman
karenanya. Thariqat Naqsbandy sangatlah keras dalam
menjalankan kewajiban dan keras dalam hal membuat
perbaikan terhadap disiplin pengikutnya. Meskipun
terlihat lembut dari pandangan luar, namun melalui
pengaruh Syaikh terhadap kalbu setiap murid, sangatlah
keras disiplinnya. Karena Syaikh bertanggung jawab
terhadap pengikutnya setelah mereka di bay'at. Hal ini
untuk menjaga hati murid tetap bersih dan membawa
mereka kepada jalan yang benar. Bila seorang
murid/pengikut melakukan hal yang salah, bahkan hanya
sekedar niat dalam hati, mereka serta merta akan
mengirim kesukaran kepada pengikutnya, dengan maksud
untuk membersihkannya dan membawanya kembali kejalan
yang benar.

Dengan cinta Syaikh kepada muridnya, biarkan dia
menghukummu dengan menempatkan dirimu dalam kesukaran.
Hukuman dan kesukaran itu adalah wujud kasih sayang
Syaikh kepadamu, dengan harapan engkau bertaubat dan
kembali kepada jalan Allah. Dihadapan seorang Mursyid
jadikan dirimu seakan tidak ada, sebagaimana Awliya
dihadap Rasulullah saw, mereka non exist, kehendak
Nabilah yang terpenting. Begitupula murid, jadikanlah
dirimu non exist. Kehendak Syaikh adalah kehendak yang
datang dari Rasulullah saw, buatlah kalbumu terbuka
kepada Syaikh, jangan biarkan ia kecewa atas
kelakuanmu. Bila Syaikh kecewa oleh ulahmu,
kesedihannya akan membuat Allah swt tak suka atasmu,
yang menimbulkan kesedihan Syaikhmu.

Janganlah menempatkan kehendakmu didepan kehendak
Syaikhmu. Jadilah engkau bayangan Syaikhmu. Janganlah
menunjukkan bahwa dirimu mengetahui segala sesuatu dan
bahwa engkau menolong Syaikhmu. Syaikh mengetahui
lebih dari pada pengetahuanmu. Berserah dirilah,
berdiam dirilah, dan lakukan sebagaimana seharusnya
engkau lakukan. Bila engkau berbuat kesalahan, jangan
mengira bahwa Syaikh tidak tahu. Bila Syaikh tersenyum
padamu, itu adalah belaian kasih sayangnya, karena dia
tahu bahwa engkau masih lemah dan imanmu belum cukup
kuat. Jadi dia mengusap-usap punggungmu untuk membuat
engkau berbesar hati, namum sesungguhnya ia tidak
senang atas apa yang sedang terjadi. Dia sekedar
membuat situasi lebih mudah dengan cara
menyembunyikannya, namun dia tahu segala perbuatanmu.
Janganlah engkau mengambil keuntungan dari situasi
ini, karena itu akan menghancurkanmu.

Bila engkau melakukan layanan atau kebaikan bagi
Syaikhmu, janganlah mengira layanan itu diperlukannya.
Dia tak membutuhkan apa-apa darimu. Bila dia mengambil
dan menerima persembahanmu, itu adalah untuk
mengangkat dirimu sendiri ketingkat yang lebih tinggi.
Dia tak membutuhkanmu, dia hanya membutuhkan Allah
swt. Janganlah mengira bahwa yang engkau berikan pada
Syaikh adalah hadiah. Engkau memang wajib
mempersembahkannya, namun sekali-sekali janganlah
mengatakannya,"Saya telah memberi". Karena dia
mengambil sesuatu darimu adalah untuk kebaikanmu
sendiri, bukan untuk kebaikan Syaikhmu.

Janganlah mengira bila engkau membuka pintu rumahmu
untuk Syaikh, engkau melakukan perbuatan baik
untuknya. Jangan pula mengira bahwa jika engkau
menyediakan hidangan bagi Syaikhmu, engkau telah
melakukan perbuatan terpuji. Sekali lagi janganlah
mengira bila engkau melakukan kebaikan dan layanan
baginya adalah suatu kebaikan untuknya. Bahkan jika
Syaikh tidur dijalananpun, Allah swt akan menjadikan
pandangan matanya jalan bagai suatu Istana. Dan dalam
pandanganmu jalanan itu tetap suatu tempat yang kotor.
Dalam pandangan kalian mungkin kalian berpikir kasihan
Syaikh sedang bersedih tidur diijalan. Itu semua saya
ceritakan untuk memberitahu kepada kalian, bahwa
Syaikh tidak memerlukan apa-apa darimu. Apapun yang
dilakukan semata-mata dilakukannya untuk Allah swt,
untuk Nabi Muhammad saw. Itu semua untuk kebaikan
kalian, bukan untuk kebaikan Syaikhmu.

Dengan thariqat, kita berusaha untuk menyempurnakan
ahlak dan adab kita. Janganlah engkau mengecewakan
Syaikh dengan menimbulkan kesukaran dalam hatinya,
ketika dia melihat apa-apa yang engkau mencoba lakukan
dibelakang punggungnya. Bila yang kau lakukan adalah
perbuatan baik dia akan bahagia, bila itu perbuatan
buruk dia akan sedih. Dia tak akan marah, dia hanya
sedih, karena dia tidak ingin merasa malu dihadapan
Awliya, dihadapan Nabi Muhammad saw, dan dihadapan
Allah swt atas segala perbuatan buruk kita. Bagi
mukmin dan muslim buatlah hatimu bersih, buatlah
hatimu hanya untuk Allah swt, setelah itu untuk Nabi
Muhammad saw, lalu untuk para Sahabat, lalu untuk
Syaikhmu. Dan janganlah membiarkan syaithan
memperdayamu agar memanfaatkan Syaikhmu untuk
kepentingan hawa nafsumu.

Semoga Allah swt memberikan kita semua taufiq dan
hidayah, memberkhi kita hari ini, memberikan kepada
kita baraqah Nabi MUhammad saw, serta syafa'atnya dan
membimbing kita kepada jalan Awliya dan memberikan
kita barokah Syaikh kita, Mawlana Sulthanul Awliya
Syaikh Muhammad Nazim Adil al Haqqani. Fatihah.

(Disarikan dari Ahl Haq Edisi Oktober 2001 )

wa min Allah at taufiq

Tidak ada komentar:

Posting Komentar