Senin, 21 Desember 2009

MEREKA MENARUHMU DI API DAN KAU DUDUK DISITU! Jangan Mengeluh dan Bersabarlah.

Mawlana Shaykh Hisham Kabbani ar-Rabbani qs
Fenton, Michigan USA, Selasa, September 16, 2008
Bismillahir Rohmaanir Rohim
Saat ini jika kamu menganggap bahwa dirimu adalah seorang murid, dari Mawlana Shaykh Nazim qs, atau murid dari tariqah lain,dia harus tahu bahwa mengeluh atau keberatan pada ketetapan atau kehendak Allah swt,apapun yg Allah kirimkan untuknya, apapun yang Allah telah tuliskan dan kami melihat itu dari Nuzul al-Aqdaar, dari manifestasi apapun yang Allah miliki, dengan Kebijaksanaan-Nya – diciptakan dan dikirimkan kepada kalian.
Sebagai contoh jika kalian terkena bencana angin topan, atau kalian memiliki masalah atau kesulitan yang sangat berat, maka apapun yang kalian hadapi dalam kehidupan kalian, jika kalian menganggap bahwa diri kalian seorang murid, kalian jangan keberatan, jangan berkata, “Kenapa” lima la” kenapa dan “Kenapa tidak begini Ya Allah?” Kenapa begini dan kenapa begitu, kenapa terjadi pada saya dan bukan yang lainnya.
Grandshaykh Abdullah almarhum biasa selalu menegaskan bahwa tidak ada “lima la” dalam tariqah . Tidak ada kata-kata “kenapa” dan tidak ada “kenapa tidak” Ini adalah pendapatmu. Dan jika kalian memasuki jalan Tariqah, Jalan Sufi maka pendapatmu hanya untuk dirimu sendiri. Jangan membiarkan Ego kalian mengeluarkan pendapatnya sendiri, dan tidak akan pernah sama pendapat Ego dgn pendapat Shaykh kalian. Selalu akan bertentangan.
Dan Grandshaykh Abdullah qs berkata,”Selama kalian ada di tariqah, kalian jangan merasa keberatan, dan kejadian-kejadian itu sudah ditetapkan.” Seperti halnya sebuah alarm dalam jam, kalian mengaturnya pada jam tertentu dan kemudian pada jam yang ditentukan tiba, maka alarm itu berbunyi. Begitu juga setiap kejadian telah ditetapkan dalam kehidupan kalian, dan ketika kalian keberatan dan hatimu keberatan, kemudian kalian tidak peduli maka kalian jatuh pada lubang yang dalam, jurang yang dalam.
Pertama adalah keberatan akan kehendak Allah yang akan terjadi padamu. Keberatan pertama ini, awalnya yaitu ketika kalian keberatan akan pemahaman agama, ini akan segera menandakan dari Maut ad-Deen – Kematian akan keyakinanmu, maka dengan segera kalian menghancurkan keyakinanmu. Kalian tahu syariah, dalam agama ada 3 level: Pertama adalah Lima Pilar Rukun Islam, Kedua adalah Rukum Iman; dan Ketiga adalah level yang tertinggi yaitu Maqam al–Ihsan.
Jadi ketika kalian keberatan atas apa yang Allah telah kirimkan padamu maka kamu membunuh agamamu dan itulah tanda dari kematian agamamu, dan itu membunuh agamamu. Karena dalam tariqah tidak ada “mengapa ?” dan tidak ada “Mengapa tidak?”; tidak ada “la lima la.”
Kalian ingin membuat suatu keputusan dan kalian ingin memberikan suatu jalan pada sebuah keberatan pada apa yang Allah dan Nabi-Nya inginkan. Jika kalian lihat tanda itu Mawt ad-Deen, Kematian dari Keyakinanmu, maka keberatan kalian ini kemudian akan menuntunmu menuju mawt ad-deen dan itu menyebabkan kematian dari keyakinan akan keMaha Esa-an Nya.
Hal itu artinya kalian menempatkan diri kalian berada sejajar dengan Tuhan kalian: “Kalian berkata ini dan aku berkata itu; apa yang kukatakan lebih baik dari apa yang kalian katakan.” Lalu apa yg terjadi? Kalian berusaha membuat suatu kemitraan. Kalian berusaha membuat identitas diri kalian didalam Kehadirat Allah. Disitu tidak ada identitas diri dikehadirat Allah, yang ada hanya Laa ilaha illa-Allah Muhammadun Rasulullah.
Lalu apa yang terjadi kemudian? Dengan Tawhid kalian?, melihat tanda ke-Esa an dalam segalanya; lalu jika agama telah mati tentu saja Tawheed akan hilang. Jadi ketika kalian berkata,”Kenapa”, “lima la”, maka tawhid kalian akan mati.
Jadi apa yang ingin kalian katakan,”Kenapa”. Khususnya kamu, selalu berkata lima la. Semua dari kita. Kita tidak mengatakannya dengan kata-kata tetapi dengan perbuatan kita : “Kenapa”.
Seperti juga mereka yang sakit dan memiliki dua kutub kepribadian, atau menderita schizophrenia- kenapa mereka sakit, apakah kalian tahu? Seperti halnya jika ada seseorang yg duduk ditelingamu, jin kecil, kalian tahu, sekarang mereka menjualnya dipasaran mereka duduk di telinga dan mengirimkan pesan : “Kamulah yang terhebat, kamulah yang terbaik!” “lakukan ini! Lakukan itu! Ini adalah sifat dari ego. kalian tidak mendengar pada apa yang dia katakan padamu. Mereka mungkin mengatakan padamu “Embanlah mimbar ini” dan lemparkan. Lalu apa yang mereka lakukan? mereka membawa mimbar itu dan melemparkannya.
Subhanallah, jin itu memberikan energi pada kalian. Shaytan memberikan energi; lalu orang itu mengangkat meja itu dan melemparkannya. Hal itu kadang datang dengan jin, atau tidak perlu dengan jin. Karena kalian mendengar perintah-perintah itu datang. Tergantung, seperti ketika kalian memiliki radio di dalam mobil, maka kalian ingin mendengar berita, kemudian kalian ingin mendengarkan chanel yang lainnya, lalu kalianpun memindahkan saluran yang lainnya lagi.
Jadi mereka yang memiliki dua kutub kepribadian, maka mereka seperti menghidupkan satu saluran radio, dan dapat mendengar dan mengambil sesuatu, lalu mereka berpaling pada perintah lain yang datang. Dan banyak dari kita yang memiliki dua kutub kepribadian. Jangan pernah berfikir kita telah mencapai tingkatan yang tinggi. Kita ini apa? Bipolar. Kita telah memalingkan pendengaran kita pada tempat-tempat yang menjadikan kita selalu banyak mengeluh pada apapun juga.
Jadi ketika agama mati dan terjadi atas dirimu maka kalian tidak dapat meyakini Tawhid, lalu kalian berfikir bahwa kalian adalah yang terbaik, tetapi sebenarnya kalian melakukan tawhid pada diri kalian sendiri, bukan kepada Allah swt.
Jadi ketika tawhid mati lalu kalian berakhir dengan Mawt at-Tawakkal, Kematian Ketawakalan kalian. Mati dengan tidak bersandar pada Allah. Kalian tidak lagi bersandar pada Allah, kalian hanya bersandar pada diri kalian sendiri. Itulah sebabnya ‘tunafis amru nafsika’ – Kalian hanya mengerjakan ‘Apa yang ego kalian minta dari kalian”.
Jadi pelajaran pertama bagi kita adalah ‘Jangan keberatan’ - la ta`tarid.”
“al-`itiraad marfud – Jangan Mengeluh, Jangan menolak dan menolak.” Bila Kalian mengeluh, maka kalian akan berakhir dengan membunuh agama kalian, membunuh Maqam at-Tawhid dan membunuh Maqam at-Tawakkal dan membunuh ketulusan yang ada dalam dirimu. Kalian tidak akan lagi tulus, ketulusan itu tidak akan menolak tapi menerima.
Hati orang yang beriman, mereka tidak pernah mengeluh, dia tidak akan pernah tahu dan dia tidak akan membiarkan keluhan itu memasuki hatinya, dan setiap saat dalam hidupnya, segalanya dikatakannya, “Ya”. Semuanya dijalaninya dan segalanya dikatakannya “ Allah memiliki kibijaksanaan atas ini” dan dia tidak akan mengatakan apapun.
Kalian harus tahu, Wahai murid-murid dalam tariqah atau perwakilan dari tariqah atau apapun kamu yang berada di jalan tariqah, dijalan sufi, bahwa ke akuan dan ego yang ada dalam diri kita selalu berperang melawan dirimu, munaza`a. Sebuah kompetisi, berusaha untuk mengambil apa yang harus diambil untuk dirinya sendiri.
Ego tidak akan membiarkanmu untuk dapat menerima atau patuh.Jadi kalian harus berjuang melawan diri kalian sendiri. Jangan biarkan Ego berperan atas dirimu. Jika kalian ingin memperbaikinya, maka perbaikilah diri kalian..tapi bagaimana? Dengan mujahadah. Berusahalah untuk tidak selalu mendengarkan keluhan ego itu. Tetaplah dengarkan apa yang Allah inginkan darimu. Jangan dengarkan jin kecil yang membisikanmu untuk melakukan ini dan itu. Inilah bisikan gosip setan yang datang ketelinga kalian.
Jika kalian memiliki ego yang besar dan setan yang besar, maka bisikan Ego makin besar. Jika kalian memiliki ego yang kecil, lalu kalian akan memiliki jin yg kecil. Jika kalian tidak berjuang terus dengan Egomu setiap saat, maka kalian tidak aka selamat dari kejahatan setan.
“Kulluha sharrun bi sharr”. Jangan percaya pada, “Seluruh kejahatan yang ada dalam kejahatan.” Ego kalian adalah seluruh kejahatan yang ada dalam kejahatan. Karena tidak ada celah kecil bagi kebaikan didalamnya. Ketika kalian mulai untuk memotongnya, melawannya, melawannya, memotongnya, dan perjuangan kalian dengannya semakin berkurang, kalian menyemirnya, menyemirnya hingga nafus kalian menjadi nafs al-mutma’inna – menjadi “Jiwa yang Tenang”. Itu tandanya Hati menjadi Hidup, dan kalian menjadi muda kembali dan mulai mendengarkan apa-apa yang Allah katakan.
Jin yang kecil tadi jika kalian berperang melawannya, maka dia akan kabur dan tidak akan duduk lagi ditelingamu. Jadi kita memiliki jin yang kecil ataupun jin yg besar. Jangan katakan jin yg kecil pada Egomu.Jangan! Semua jin itu adalah besar, ego kalian demikian besar, “kulluha sharrun fee sharr”. Itu sangat besar, dan kesemua dari itu adalah kejahatan dalam kejahatan. Tidak ada jin yang kecil,semua jin itu sangat besar. Semua ego kalian adalah besar.
Ketika kalian berjuang dan mengendalikannya, dan mungkin orang akan berkata. “ Bagaimana aku mengendalikan egoku?” kemudian dia memberitahukanmu bagaimana cara mengendalikannya; yaitu jangan mengeluh.
Jadi apapun keluhan yang datang kehatimu, “ untuk mengeluhkan ini melakukan ini dan si anu melakukan itu. Jika kamu tidak diam, dengan menerima dan pasrah, dengan pasrah dan jangan mengeluh, lalu kesemua itu akan mengendalikan Egomu. Jika kalian membiarkannya terlepas, maka kalian seperti tidak bisa memegang kendali seekor kuda, dan akhirnya kuda itu akan menjadi liar, dan kalian akan terjatuh.
Setiap melakukan kesalahan, maka kalian akan jatuh. Lalu apa yang terjadi jika kalian menyemir hati kalian dengan baik? Maka egomu akan jatuh dan kalian akan tahu bahwa didalam ego tidak ada keuntungan yang dapat kalian raih. Jadi nafsu kalian adalah lilinnya setan dalam dirimu. Lalu kalian meniup cahaya lilin itu, meniupnya sampai tak ada lagi api, lalu..kalian akan mencapai tingkatan Nafs al-Mardiyya, Ya ayyuhana Nafsul Mutmainna.
Berpalinglah kepada Tuhanmu dan kalian akan diterima dan menggapai ketenangan. Dan Allah akan puas denganmu.
Kemudian Allah akan membukamu didunia lalu maqam terbuka kembali dan mengembalikan Ego ketempatnya berasal. “Wahai jiwa yang tenag” – kamu terhubung dengan realitas dan kemudian kamu terhubung dengan Allah. Itulah mengapa Awliyaullah terhubung dengan realitas mereka, karena kamu akan dengan mudah dapat terhubung.
Hari ini mereka berkata, kami terhubung satu sama lain melalui group sms. Apa itu? Group pesan text sms. Kirim satu sms kebanyak orang. Kalian mengirim satu sms yang akan menggapai setiap orang dalam kelompok tersebut.
Dan bahkan sekarang mereka terhubung dengan fasilitas facebook didalam internet. Apa yang mereka lakukan? “Sebuah Jaringan social” yang tersebar keseluruh dunia. Kalian tidak tahu siapa teman siapa, tetapi efek domino dalam jaringan sosial ini seperti pesan keseluruh dunia.
Jika hal itu dapat terjadi, apakah Awliyaullah tidak dapat menghubungkan segala sesuatu yang rahasia? Pada mereka yang tidak lagi merupakan rahasia, Awliyaullah dapat melihatmu dimana saja. Jadi apakah kita inginkan itu atau inginkan facebook? Apakah kau menaruh photomu di facebook? Saya melihat photo Ali. Dia mengirimkannya keseorang teman,yang kemudian mengirimkannya ketemannya lalu ketemannya lagi. Sekarang photo Ali ada dimana-mana. Sekarang ketika kamu lakukan itu, itu adalah Maqam al-Wilayah, level kewalian, dan ketika kamu mengembalikan pada asalnya itu akan menjadi bersih dan tidak akan tergantung pada siapapun atau pada makhluk yang Allah ciptakan, dan hanya tergantung pada Allah.
Pada saat itu kamu dapat memberikan sebuah nama setelah nama Sayyidina Ibrahim as, sebagai Ayah dari semua ruh yang telah tersucikan dan hanya bergantung semata-mata kepada Allah. Ketika Nabi Ibrahim as berjuang dan Namrud melemparkannya kedalam api – Sayyidina Ibrahim as adalah ayah dari para nabi,dia tidak bisa keluar dari api? Tetapi Allah menunjukan kepada kita jika Nabi Ibrahim as dapat berjalan keluar maka dia berjalan dengan Egonya.Tetapi dengan kepasrahannya untuk duduk ditempat didalam api, maka Nabi Ibrahim berpikir, jika dia selamat maka akan selamat, tetapi jika tidak “kamu datang padaKu” kata Allah swt.
Lalu apa yang terjadi padanya? Nabi Ibrahin as begitu damai – “saakinah”. Tetap tidak bergerak, tidak seperti ikan keluar dari lautan. Hatinya tetap pada tingkatan Mencintai Allah dan Kehadirat keilahiahan-Nya.
Awliyaullah berkata tidak ada satu makhlukpun yang Allah ciptakan yang tidak mendatangi Nabi Ibrahim as dan menawarkan bantuan padanya. Seluruh makhluk yang dapat kalian bayangkan diseluruh alam raya ini, seluruh ciptaan-Nya. Mereka mendatangi Nabi Ibrahim as satu persatu, yang Allah telah kirimkan padanya, satu menit baginya adalah satu tahun, ada yang dua tahun, 10 tahun, 100 tahun. Namun Dimata Namrud itu cuma satu menit, tapi bagi nabi Ibrahim as itu adalah waktu baginya untuk didatangi oleh seluruh makhluk dan menawarkan bantuan untuk menyelamatkannya dari api, mereka tidak menunda untuk mendatangi Nabi Ibrahim as.
Jin,manusia, malaikat, kepala malaikat, semua ciptaan diatas bumi ini, bahkan planet, mereka mendatanginya dan berkata, “Kami akan menghancurkan Namrud untukmu. Terimalah!”
Apa Jawaban Nabi Ibrahim as. `ilmahu bi haalee yughneennee `an suwalee – Seseorang yang tahu tingkatanku, membuat aku tidak memerlukan sebuah permohonan. Allah swt, Dia tahu apa yg kumau, lalu kenapa aku harus meminta? Apakah Allah tidak tahu aku berada didalam api ini? Kenapa kalian datang? untuk apa? Apakah DIA mengirim kalian? Jika DIA mengirimkanmu, aku tak membutuhkanmu, aku membutuhkan-Nya. Lalu kenapa aku harus meminta?”
Lalu Nabi Ibrahim as diam, menunggu nasibnya.
Itulah tingkatan dari “sakina”, “ketenangan dan Kedamaian” – dia tidak mengeluh. Dan dia mengalami semuanya yg telah kami jelaskan.Hatinya begitu damai. Ketika dia telah mencoba seluruhnya dan terlihat bahwa Nabi Ibrahim as ada dalam kepasrahan total kepada tuhannya, bagaimana api dapat membakarnya sekarang. Api hanya membakar mereka yang takut, untuk mereka yang tidak takut, api tidak dapat membakar mereka.
Aku akan memberikanmu sebuah contoh, kalian lihat orang yang berjalan diatas api, kenapa mereka tidak terbakar. Karena rasa takut akan api telah hilang dari hati mereka. Mereka membangun kekuatan untuk melawan api jadi ketika mereka berjalan diatas api,api tidak dapat melukai mereka. Dan itulah sebabnya kalian melihat mereka berjalan atau berlari diatas api. Beberapa muslim dan non muslim, dinegara muslim kalian lihat mereka dari tariqah Rifa’I melakukan itu dan di India kalian lihat non muslim melakukan itu.
Bagaimana api akan membakar Sayyidina Ibrahim as ketika dia telah mencapai puncak dari kepasrahan? Jadi mereka dapat berjalan diatas api. Jadi ketika dia telah mencapai kepasrahan, tidak hanya seperti yang berjalan diatas api, bagi Nabi Ibrahim as seluruh tubuh dan hatinya ada dalam kepasrahan dan penyerahan diri. Untuk beberapa orang api tunduk pada mereka, tetapi untuk Nabi Ibrahim as,Dia pasrah dan menyerahkan dirinya pada Allah dan lalu api itu menjadi dingin dan damai kepadanya.
Dia dengan segera menerima dukungan Allah.dukungan Allah akan datang pada orang2 yg sabar.Siapa yg sabar,dukungan Allah akan mendatanginya.
Allah berfirman dalam Qur’an Suci:
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ
Inna Allah yuwaffa as-sabireen ujoorahum bi ghayri hisaab.
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas!” [39:10]
Allah akan memberikan pahala yang melimpah pada mereka yang bersabar. Bersabarlah maka kalian akan mendapatkan pahala yang melimpah. Sayyidina Ibrahim as mendapatkan pahala yg melimpah karena dia bersabar. Lalu apa lawan dari `itiraad, yaitu Bersabarlah?
Wa min Allah at-Tawfiq, bi hurmatil Fatiha.
Apa yang dapat diambil dari pelajaran kali ini, “la ta`tarid, bal asbur” “Jangan keberatan, bersabarlah…”
Wassalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar