Jumat, 25 Desember 2009

Sampai dimanakah Ilmu Kita Kejar? Apakah kita mencari Ilmu atau Hikmah?



Mawlana Shaykh Nazim's Dawah to New Muslims Unveiled
Taken from Book 3 of "Toward the Divine Presence"

Ramadan-Shawwal, 1406/1986

Agama ini mudah. Jangan membuatnya kaku agar kalian mampu
memahaminya. Bersabarlah, carilah kedekatan dengan Allah, tanamkan
kebajikan, dan mohonlah akan ketentraman bersama-Nya siang dan malam.
( Nabi Muhammad seperti yang dituturkan Abu Hurairah. )

Banyak orang di negara Barat yang masuk agama Islam, alhamdulil-Lah.
Sebuah berita bagus bagi kita kaum beriman, ini sebagai bukti bahwa
kekuatan aktif Islam mulai nampak.

Semuanya adalah generasi muda, kecuali saya. SubhanAllah al-'Aliu-
l'Adhim! Jika Islam beraksi pada kaum muda maka hal ini tanda yang
baik dan sempurna, karena di London ini, apapun yang ego minta mudah
untuk ditemukan. Apa yang membuat kalian disini ? sebuah kekuatan
spiritual yang mempengaruhi hati kalian yang nantinya akan bisa
memenangkan pengaruh kejahatan dan iblis.

Lalu ada pertanyaan penting : Apa yang harus mereka lakukan untuk
belajar dan mengamalkan ajaran Islam ?

Islam adalah agama paling toleran yang dikirim Allah bagi hamba-
hambaNya. Namun mereka menginginkan Muslim sebagaimana dimasa Nabi,
mereka katakan bahwa siapa yang percaya dan menerima Islam harus menjaga semua hukum-hukum Islam.

Padahal Allah tidak mengirim semua aturan dan isi Al quran langsung
dalam satu saat. Allah dapat saja melakukannya, meminta malaikat
Jibril membawanya hanya dalam satu jam," Ini kitabmu, semua kalimat
ada disini untuk diamalkan." Namun kejadiannya bukan begitu, Allah
mengirim aturan-aturan Islam itu dalam masa 23 tahun.

Saat kita mulai bersyahadat, itu tidak berarti kita telah siap
membawa seluruh aturan Islam saat itu juga. Jika kalian membenarkan
hal itu, berarti kalian tidak mengerti kearifan dibalik diturunkannya
Kitab suci Al Quran selama lebih dari 23 tahun. Kalian harus mengadakan operasi dengan mengiris kepala orang-orang agar terbuka, ambil Kitab itu lalu masukkan kedalam kepala. Itu sangat tidak mungkin.

Nabi salla Allahu 'alayhi wa sallim, bersabda tentang tanda-tanda
kiamat yang salah satunya adalah banyaknya masyarakat Islam namun
tanpa kearifan. Dan kearifan / hikmah adalah lebih berharga daripada
pengetahuan.

Firman Allah : " Allah menganugrahkan al hikmah (kefahaman yang
dalam tentang Al Qur'an dan As Sunah) kepada siapa yang Dia
kehendaki. Dan barang siapa yang dianugrahi al hikmah itu, ia benar-
benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang
yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah) " (2:269)

Dengan demikian sedikit kearifan adalah lebih berharga daripada semua
pengetahuan tanpa kearifan, sebagaimana sebutir permata lebih
berharga daripada sejumlah besar batu bara.

Kita punya banyak ratusan ulama, namun yang mereka miliki adalah
pengetahuan tanpa kearifan. Mungkin mereka gusar bila saya katakan
hal itu. Kata Allah, kearifan itu tidak akan diberikan pada tiap
orang. Kearifan tidak datang dari luar; sumber hikmah adalah melalui
hati. Kalian mendapat hikmah dari membaca buku-buku ? Tidak! Tapi
sesuatu yang diberikan lewat hati kalian.

Walau demikian, Nabi mengatakan : "Man akhlasa arba'ina sabaha, la-
fajarat yanadiu-l-hikmah min qalbihi 'ala lisanihi."
("Bagi mereka yang bersungguh-sungguh ( pada Tuhannya ) selama 40
hari, kearifan akan memancar dari dalam hatinya lewat lidahnya." )
Kata beliau, siapapun yang tulus beribadah selama 40 hari dengan
ikhlas yang berarti tidak membiarkan nafsu dari egonya bercampur,
maka Allah akan membuka hatinya akan sumber-sumber hikmah.

Hal ini tidak mudah. Kita mengikuti jalan pikiran yang tidak pernah
ada kearifannya. Ya, semua ilmu pengetahuan yang didapat manusia pada
akhirnya diberikan pada setan. Tak seorang ulamapun yang dapat
menandingi kepintaran setan, namun yang tidak setan miliki adalah kearifan/hikmah.
Jika setan punya kearifan walaupun sedikit, dialah yang pertama melakukan sujud penghormatan pada Adam, melaksanakan apa yang Tuhan mereka perintahkan, seperti yang malaikat lakukan. Tapi yang tidak dipunyai setan adalah kearifan, untuk itulah dia diusir keluar.

Memang ada hadist Nabi yang mengatakan : "Talaba-l-'ilma faridatun 'ala kulli Muslim wa Muslimah- Allah mewajibkan mereka yang beriman, baik pria maupun wanita untuk mendapatkan ilmu.

Namun sampai batas mana ? Karena disetiap hal ada sebuah hasrat
tersembunyi, shahwat al-khafiyah; hasrat yang berasal dari nafsu manusia yang membuatnya salah jalan, mengira bahwa Islam adalah untu DIKETAHUI, lalu mereka mulai mengejar ilmu pengetahuan, terus berlari mengejarnya karena adalah mustahil bagi ilmu itu ada batas akhir.

Saat mereka kelelahan maka akhirnya semua terlupakan, begitu banyak
yang diambilnya sehingga tak mampu lagi membawanya dan akhirnya
jatuh. Pada akhirnya yang tertinggal hanyalah kalimat syahadat saja.
Ya, saya melihat saudara muslimin dan muslimah baru di negara barat
yang berhasrat tinggi untuk belajar, belajar , belajar, mengetahui
apapun tanpa mengetahui kapan mereka harus berhenti.

Imam terbesar Abu Hanifah, yang madhabnya diikuti oleh jutaan orang
mengatakan, " Afdal al-'ilm, ilmu pengetahuan yang paling berharga
hanyalah ilmu yang ada hubungannya dengan kalian saja." Semua yang
akan memberi manfaat didunia dan akherat dan untuk diketahui mana
yang membahayakan diri kalian saat ini dan nantinya ( akherat ).

Ini adalah yang terpenting : mengetahui dan mempelajari untuk bisa
di terapkan ! Bukan semata mengetahui dan terpengaruh dengan ilmu
pengetahuan – bukan ! Kita butuh pengetahuan lebih agar bisa
diterapkan, dan menggunakannya untuk memerangi ego-ego kita. Kalian
mendapat pengetahuan untuk mecapai hikmah, tanpa hikmah-hikmah adalah mustahil untuk menghentikan serangan-serangan ego/ nafsu.

Orang barat punya sebuah hasrat yang mendalam untuk belajar dan
membaca, dan mereka tidak merubah karakteristik ini saat menjadi
muslim. Mereka mencari guru untuk mengajarinya bahasa Arab dan arti-
arti dalam Kitab Suci Al Quran dan hadist yang akan semakin membebani
mereka, mereka ingin jadi ulama. Mereka bergegas pergi ke Mesir, Al
Azhar, Hijaz, bahkan sampai Pakistan untuk belajar. Saya katakan
pada mereka : "Stop ! tidak perlu semua itu. Kalian harus belajar dan menerapkan apa saja yang mungkin akan ditemui dalam hidup kalian saja. "

Waspadalah dengan trik setan. Jika setan tidak mampu mencegah seseorang untuk masuk Islam atau mengimaninya, dia punya metode lain dengan membuat mereka kelelahan . Jika seseorang telah lelah, habis sudah. Tak akan mampu lagi orang itu melaksanakan kewajiban-kewajiban agama.

Hikmah seperti bom-bom atom bagi ego kalian. Ilmu –ilmu Pengetahuan
lain hanyalah senjata-senjata sederhana yang tidak mujarab pada zaman
sekarang ini. Semakin mendekati kiamat, senjata-senjata kawanan
iblis juga meningkat untuk mencabut iman dan kepercayaan manusia.
Karena setan semakin meningkatkan metode-metodenya maka para awliya
juga menggunakan hikmah / kearifan untuk membinasakan setan dan
pendukung-pendukungnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar