Selasa, 22 Desember 2009

TIGA CAHAYA UMAT MANUSIA





Syeikh Muhammad Hisyam Kabbani Ar Rabbani


Yang menjadi judul dari setiap pelajaran adalah “Ati’ullaha wa ati’ur rasula wa ulil amri minkum” (An-Nisa’ 59). Kalian harus mematuhi Allah , patuh kepada Rasulullah , dan kalian harus mematuhi para pemimpin kalian. Dengan mematuhi Rasulullah , berarti kalian mematuhi Allah . Kemarin kami mengatakan bahwa Grandsyaikh ‘Abdullah Fa’iz ad-Daghestani dan Maulana Syaikh Nazhim berkata bahwa ketika Rasulullah lahir, para malaikat mengambil jiwanya dan membasuhnya dengan Cahaya Ilahi, dengan Air Kehidupan. Salah satu Nama Allah adalah ‘al-Hayy’, Yang Maha Hidup. Dari atribut Nama itu, Allah memerintahkan para malaikat untuk membasuh jiwa Rasulullah . Kemudian Allah menyandangkan jiwa Rasulullah dari Samudra Kekuatan dan memberinya kekuatan yang berasal dari lima tingkatan hati, yang juga dapat ditemukan dalam hati setiap orang, yaitu: Level Hati, Rahasia, Rahasia dari Rahasia, Yang Tersembunyi, dan Yang Paling Tersembunyi. Ketika kelima tingkatan ini dibukakan kepada Rasulullah , mereka datang dengan dukungan Cahaya Ilahi, “an-nur al-ilahi,” suatu cahaya yang istimewa yang terus-menerus mengalir, seperti yang dijelaskan dalam surat al-Hujurat ayat 7, “Ketahuilah bahwa Rasulullah berada di dalam dirimu,” karena jika bukan karena Cahaya Ilahi yang berada dalam diri setiap orang, kita tidak akan bisa hidup. Maksud dari ‘kekuatan yang di sandangkan Allah kepada Rasulullah ’ adalah bahwa Rasulullah berada dalam diri setiap orang di antara kita.


Pengetahuan mengenai hal ini tidak ditemukan dalam syariat (hukum Islam), namun demikian syariat harus tetap dilaksanakan dengan seksama di seluruh aspek kehidupan. Jangan berbicara seperti yang dikatakan oleh kelompok lain, “Kita tidak memerlukan syariat,”—jangan. Syariat adalah suatu keharusan dalam menjalani Sufisme. Insya Allah kita sekarang akan melanjutkan apa yang kita bicarakan kemarin.


Maulana Syaikh Nazhim berkata bahwa Rasulullah tidak mengalami mi’raj (kenaikan) menuju ke Hadirat Ilahi pada tanggal 27 Rajab saja, tetapi sejak beliau lahir dan sejak jam pertamanya, beliau telah diambil oleh para malaikat untuk disandangkan dengan Samudra 99 Nama oleh Allah , setiap Nama adalah satu Samudra. Beliau disandangkan dengan segala pengetahuan ini sejak awal kelahiran beliau. Dengan menyandangkan beliau dengan Nama-Nama itu, Allah telah memberi Rasulullah suatu kekuatan yang istimewa yang tidak bisa diraih oleh manusia. Inilah sebabnya walaupun beliau buta huruf dan berasal dari padang pasir di mana tidak ada seorang pun yang mengetahui cara membaca dan menulis, tetap saja beliau mempunyai segala macam pengetahuan ini. Suatu hal yang sangat menakjubkan, membawa sesuatu seperti al-Qur’an yang suci, di mana tak seorang pun bisa menirunya, bahkan satu ayat saja—tidak ada yang bisa menandingi keindahannya yang melebihi puisi paling murni yang pernah didengar.



Maulana Syaikh Nazhim berkata bahwa Allah telah memberi Rasulullah kekuatan bukan untuk dirinya saja, melainkan untuk seluruh ummatnya—untuk kita. Kekuatan dan pengetahuan yang diberikan kepada Rasulullah adalah untuk ummatnya. Dan siapa yang termasuk ummatnya? Apakah kalian pikir bahwa itu adalah kita? Seluruh ummat manusia adalah ummat Rasulullah , sebagaimana firman Allah kepada Adam , ayah dari seluruh ummat manusia, “Jika Muhammad datang di masamu, niscaya kalian akan menjadi pengikutnya.” Dan dalam al-Qur’an yang suci, “wa ma arsalnaka illa rahmatan lil ‘alamin,“ “Kami tidak mengutus kalian kecuali sebagai rahmat bagi setiap orang” (al-Anbiya’ 107). Allah tidak mengatakan “untuk ummatmu,” tetapi “untuk seluruh ummat manusia.” Oleh sebab itu Rasulullah diberi kekuatan dari Allah untuk seluruh ras manusia. Ciptaan Allah yang kita tidak ketahui sangat banyak, tidak terhingga jumlahnya. Ketika kalian meninggal dunia, pada saat itu kalian terjaga dan kalian akan mengetahui apa yang Allah ciptakan di alam semesta yang lain. Di kehidupan ini kalian tidak bisa mengetahui ciptaan Allah yang lainnya, di mana mereka tinggal, dan apa yang mereka lakukan, kecuali jika kalian sanggup membuka mata hati kalian. Hal ini dilakukan secara terus-menerus melalui jalan guru kita, Syaikh Muhammad Nazhim al-Haqqani . Itu adalah jalur yang kita yakini, dan hanya satu yang dapat kita ikuti untuk menemukan realitas tersebut. Tanpa mengikutinya, tidak ada yang bisa ditemukan.

Ketika energi dialirkan, bola lampu hanya akan berhenti memberikan cahaya bila dia terbakar. Jika hati kita terbakar dan berhenti bekerja, cahaya tidak bisa ditemukan lagi dalam hati. Oleh sebab itu seseorang harus menjaga mata hatinya agar selalu terbuka sehingga bisa melihat apa yang tidak bisa dilihat mata mata fisik ini. Baru kemudian kerusakan ini dapat dicegah. Allah berfirman di dalam al-Qur’an yang suci, “wa laqad karramna bani adam ,” “Kami telah memuliakan anak-anak Adam ” (al-Isra’ 70). Bagaimana Allah memuliakan mereka? Dan sekali Dia memuliakan mereka, apakah Dia akan mencabutnya kembali? Jika seorang yang murah hati memberimu sesuatu, apakah dia akan mengambilnya kembali? Allah berseru kepada Rasulullah , “Wahai Rasul-Ku yang tercinta, Aku telah menciptakan ummat manusia dari tiga cahaya. Ketiganya tidak akan menjadi gelap.” Maulana Syaikh Nazhim bertanya bagaimana Allah memuliakan ummat manusia ini, jawabnya dengan memberi mereka ketiga cahaya tersebut. Ketiganya tidak akan menjadi gelap karena dosa-dosa yang telah kita perbuat.


Yang pertama adalah Cahaya Ilahi. Ketika Allah menciptakan ummat manusia, Dia memerintahkan malaikat Jibril untuk pergi ke bumi dan membawa melihat tanah liat itu dengan segumpal tanah liat. Ketika Jibril kembali, Allah  Cahaya Ilahi-Nya, dan mencampurkan tanah liat itu dengan Cahaya Ilahi-Nya.

Yang kedua adalah Cahaya Rasulullah , yang namanya tertulis di samping Nama Allah pada masa “sebelum kejadian” penciptaan, ketika Allah memerintahkan pena untuk menulis “La ilaha illallah Muhammadun Rasulullah.” Maulana Syaikh Nazhim berkata bahwa pengetahuan ini berasal dari hati Imam Mahdi . Pengetahuan ini nanti akan dibuka ketika beliau datang, sekarang kalian hanya bisa menciumnya, seperti halnya mencium wangi parfum dari kejauhan.

Yang ketiga adalah cahaya dari ayah kita, Adam . Allah mencampurkan cahaya Adam dengan tanah liatnya, itulah sebabnya mengapa seluruh generasi manusia berasal darinya, dan Allah berkata kepadanya, “Wahai Adam , jika Rasulullah lahir di masamu, kalian akan menjadi pengikutnya. Oleh sebab itu, jangan katakan bahwa kalian adalah ayahnya, karena secara spiritual dia adalah ayahmu.”

Ummat manusia tersusun dari ketiga cahaya itu, satu dari Cahaya Ilahi, satu dari cahaya Rasulullah , dan satu lagi dari cahaya Adam . Allah berfirman kepada Rasulullah , “Wahai Rasul, karena tidak ada perubahan dalam Kebesaran-Ku, maka tidak akan ada perubahan bagi kemuliaan yang telah Kuberikan kepada ummat manusia.” Oleh sebab itu seluruh ummat manusia mempunyai level dan posisi yang sama di Hadirat Ilahi. Hal ini berasal dari rahasia ayat al-Qur’an yang suci, “Kami telah memberi kemuliaan kepada ummat manusia.” Bahkan, jika sekarang kita mengakui adanya perbedaan, dengan mengatakan, bahwa ini adalah orang yang beriman, sedangkan itu adalah orang-orang kafir---penilaian ini sesungguhnya milik Tuhanmu. Jangan bicara mengenai perilaku buruk seseorang, atau mengenai kekafiran, atau inovasi (bid’ah), itu semua bukan urusanmu. Urusan kita adalah menjaga agar ketiga cahaya tersebut tetap bersih. Kita tidak suka bila ketiga cahaya itu ternoda seperti halnya pakaian, sebab kalian akan menjadi malu di hadapan Tuhanmu kelak.


Kita harus sangat bersyukur karena memiliki Tuhan yang penuh kasih sayang. Jika rahasia ini disebarkan, mereka akan menganggap hal ini suatu omong kosong. Ini adalah satu tetes dari samudra pengetahuan yang dimiliki seorang wali, yang juga merupakan tetesan dalam samudra pengetahuan Rasulullah . Pengetahuan Rasulullah bagaikan setetes air jika dibandingkan dengan Samudra Pengetahuan Allah . Ini adalah setetes pengetahuan dalam samudra pengetahuan Maulana Syaikh Nazhim . Jangan terlalu banyak berpikir tentang apa yang kalian dengar. Bila Maulana Syaikh Nazhim mau membuka setetes pengetahuan dari samudra pengetahuan hatinya ke dalam hatimu, niscaya kalian akan terbang. Itulah sebabnya Imam Mahdi berkata di tengah hadirat para Awliya bahwa jika tidak ada dukungan dari Allah , beliau tidak akan muncul dengan pengetahuan ini, karena setiap orang akan menentangnya ketika beliau melepaskan pengetahuan ini. Oleh sebab itu para Awliya menunggu kedatangan Imam Mahdi karena mereka membutuhkan pedangnya untuk mendukung mereka ketika melepas pengetahuan ini. Jika seseorang menolak apa yang mereka bawa, pada saat itu Imam Mahdi akan berurusan dengannya.

Pengetahuan dari thariqat Naqsybandi adalah pengetahuan tertinggi yang bisa kalian bayangkan. Pengetahuan ini berasal dari hati Sayyidina Abu Bakar bin ash-Shiddiq . Rasulullah bersabda bahwa beliau meletakkan segala yang diberikan oleh Allah ke dalam hatinya kepada hati Abu Bakar , dan seluruh Wali thariqat Naqsybandi mengambil pengetahuan itu dari hati Sayyidina Abu Bakar bin ash-Shiddiq .


Maulana Syaikh Nazhim berkata, “La’anallahu azh-zhalimin, la’anallahu al-kafirin, la’anallahu al-musyrikin.” Allah telah mengutuk orang yang zhalim, dan orang-orang kafir. Sekarang kita akan membicarakan sesuatu yang besar—berhati-hatilah. Maulana bertanya, “Dalam situasi bagaimana kutukan yang dikatakan oleh Allah kepada orang zhalim dan orang-orang kafir datang? Kutukan itu datang melalui kitab suci, tetapi lidah siapa yang mengucapkan? Siapa yang membawa al-Qur’an yang suci? Siapa yang membacanya? Dari siapa para sahabat mendengarnya? Dari Allah ? Tidak, tetapi dari Rasulullah . Oleh sebab itu, kutukan itu sesuai dengan level Rasulullah , yaitu bahwa Allah mengutuk orang-orang zhalim dan kafir. Maulana bertanya, apakah kalian pikir bahwa di atas level itu, yaitu pada level Kemuliaan dan Hadirat Ilahi, apakah kutukan itu ada? Mustahil, karena Allah telah memuliakan ummat manusia—bagaimana mungkin Dia mengutuk mereka? Tetapi Allah berfirman, melalui al-Qur’an, kepada kita, dan melalui lidah Rasulullah , sebagai seorang manusia. Rasulullah adalah seorang manusia, oleh sebab itu, beliau berasal dari manusia juga. Tetapi di atas level itu, di Hadirat Ilahi, ketika Allah telah memuliakan ummat manusia dengan ketiga cahaya tersebut, apakah kalian pikir, Dia dapat mengutuk ketiga cahaya itu?


Tubuh fisik ini bukanlah apa-apa. Tidak ada yang bisa dipertimbangkan dari tubuh fisik ini. Yang paling penting adalah bahwa Cahaya Ilahi telah menyelubungi tubuh ini. Apakah kalian pikir kutukan terhadap cahaya itu ada? Jika ada, berarti Allah telah disakiti, seorang manusia akan mengutuk orang yang telah menyakitinya. Tetapi Allah Maha Besar. Dia tidak akan merasakan sakit atau merasa terhina sebagaimana yang dialami manusia, oleh karena itu untuk apa mengutuk kalian? Dia memuliakan kita dengan kehormatan ini, dan Allah berfirman bahwa Kebesaran-Nya tidak akan berubah, kemuliaan kita pun tidak akan berubah. Oleh sebab itu, kutukan itu berasal dari lidah Rasulullah , untuk mencoba agar sebisa mungkin kita tetap berada di jalur yang benar dalam kehidupan ini.


Maulana Syaikh Nazhim berkata bahwa pengetahuan itu berasal dari hati Rasulullah dan diturunkan dalam suatu asosiasi dengan para Awliya. Itu adalah pengetahuan kedua yang diberikan kepada para sahabat dan yang telah disinggung oleh Sayyidina Abu Huraira , ketika beliau berkata, “Jika Aku menyebarkannya, mereka akan memotong leherku.” Sekarang kita mulai mengupas pengetahuan itu sedikit demi sedikit. Rahasia ini akan dibuka sedikit demi sedikit secara lambat. Insya Allah, sampai Maulana memberi izin untuk membuka pengetahuan rahasia lebih banyak lagi.


Maulana berkata, “Jika Allah mengutuk orang-orang kafir, Dia tidak akan menjadi Tuhan, karena semuanya diciptakan dari Cahaya Ilahi, dari cahaya Rasulullah , dan dari cahaya Adam . Bagaimana mungkin Dia mengutuk mereka? Tidak mungkin mengutuk mereka. Di lain pihak mengapa Dia berfirman, “Qalbul mu’min baytullah,” “Hati orang-orang yang beriman adalah rumah Allah ”? Jika Allah telah menetapkan bahwa hati orang-orang yang beriman adalah rumah-Nya, bagaimana mungkin, pada saat yang bersamaan Dia mengutuk seorang manusia? Tidak mungkin, tetapi Allah mengutuk ummat manusia, yang tergolong orang-orang kafir, hanya di lidah Rasulullah dan pada level kita, sehingga kita bisa mengerti. Seperti halnya kadang-kadang kita menanamkan rasa takut kepada kita dalam diri anak-anak untuk mendidik agar mereka tidak mengalami kegagalan, begitu pula dengan Allah , melalui al-Qur’an yang dibawa melalui lidah Rasulullah , berusaha agar orang tetap berada di jalur yang benar dan mengikuti jalan hidup yang benar.



“Satu-satunya orang yang telah mendengar al-Qur’an yang asli adalah Rasulullah . Hanya beliau yang telah mendengar al-Qur’an yang sebenarnya dari Allah . Namun, seluruh ummat manusia telah mendengar al-Qur’an dari Rasulullah . Ketika Rasulullah mendekati kepadanya? Apakah ada bahasa
Tuhannya, bahasa apa yang disampaikan Allah  tertentu di sana? Apa yang dikatakan oleh Rasulullah adalah apa yang telah didengarnya dari Allah dan beliau memberikannya kepada kita, tetapi rahasia sesungguhnya yang diberikan Allah kepada beliau, tiada seorang pun yang tahu.

sendiri akan membaca Surat
Di Hari Pembalasan nanti, Allah  al-An’am—pada saat itu, seluruh ummat manusia, termasuk para Awliya, dan bahkan Rasul, akan jatuh tidak sadarkan diri mendengar manisnya suara Allah .


“Wahai manusia, perhatikanlah hati kalian, sebagai sepotong daging, pada kenyataannya dia terbuat dari lima maqam. Nabi Musa berusaha dengan sekuat tenaga untuk mengetahui Nama Allah Yang Terbesar (al-ism al-‘adzam). Dengan memohon agar bisa “melihat” Allah , Nabi Musa bermaksud untuk mengetahui Nama Allah Yang Terbesar. Hal seperti ini tidak akan diketahui di dunia. Bagaimana mungkin Tuhan mendatangi sesuatu yang diciptakan-Nya? Sesuatu yang diciptakan tidak mungkin bisa mencakup Pencipta-Nya, karena mereka mempunyai batas sedangkan Sang Pencipta tidak mempunyai batas. Bagaimana mungkin yang terbatas bisa mencakupi yang tak terbatas? Itulah sebabnya Allah tidak tampak di dunia ini, dan tidak ada yang bisa melihat-Nya. Tetapi seseorang bisa mengetahui rahasia dari Nama-Nya Yang Terbesar. Namun demikian Nabi Musa tetap saja tidak bisa. Allah berfirman bahwa hal itu mustahil, Dia menyuruh Nabi Musa untuk memandang ke arah gunung ketika Pandangan-Nya tertuju ke sana, jika gunung itu tetap utuh, Nabi Musa akan mengetahui Rahasia Allah , jika tidak, beliau tidak akan mengetahuinya. Dan ketika Nabi Musa memandangnya, gunung itu hancur meleleh.


Nama Allah Yang Terbesar terpatri dalam dada manusia. Namun demikian, diperlukan seseorang yang mempunyai kekuatan dan rahasia dari Nama Allah Yang Terbesar untuk mengeluarkannya. Selain itu juga diperlukan dukungan dari pedang Imam Mahdi . Tanpa dukungan tersebut, para Awliya tidak diizinkan untuk membuka rahasia Nama tersebut.


Di masa Imam Mahdi tidak akan ada lagi keamanan di seluruh dunia kecuali di satu tempat, yaitu Syam (Damaskus). Hanya di situ tempat yang aman. Rasulullah bersabda, “Idza dzaharat al-fitan fal amnu fisy-Syam,” “Jika kebingungan dan kedengkian muncul, maka keamanan berada di Syam.” (Ibnu Hanbal, Musnad 5:33f., 198f., 249f., 270, 288, 6:457). Perang akan tersebar di seluruh dunia, kecuali di Damaskus, karena lima kelompok makhluk spiritual—budala’, nujaba’, nuqaba’, awtad, akhyar—akan membuat barikade di seputar Damaskus agar semua yang berada di dalamnya selamat. Mereka menunggu Imam Mahdi yang akan memberi tanda bagi mereka.


“Apa yang kita bicarakan sekarang adalah persiapan untuk menyambut hari tersebut. Kalian semua akan mendapatkan dirimu berada di Syam dengan kekuatan Syaikh kalian. Dengan mengucapkan “bismillahir rahmaanir rahiim” kalian langsung berada di sana. Tidak perlu pesawat terbang, mobil atau kapal, tetapi cukup dengan kekuatan spiritual.


Kalian harus diperingati, jangan coba-coba untuk mengevaluasi kata-kata dan pengetahuan para Awliya. Tidak ada seorang pun yang bisa mengevaluasi pengetahuan tingkat tinggi itu, dia mempunyai standar yang tidak akan pernah diraih. Oleh sebab itu jangan, mencoba untuk menembusnya dengan akal kalian, sebab kalian akan menjadi orang yang fasiq, pelanggar, seperti orang-orang yang mencoba menilai kata-kata Muhyiddin Ibn al-‘Arabi , mereka semua menjadi fasiq karena terus menyangkal. Beliau berbicara dari titik asal pengetahuan yang tinggi, seperti yang dilakukan oleh para Awliya ketika mereka ingin membuka sesuatu. Kita tidak bisa melangkah lebih jauh lagi dari apa yang kita bicarakan sekarang karena akal kalian tidak bisa menahannya. Lalu orang akan menjadi fasiq. Itulah sebabnya wewangian ini kadang diberikan, kalian harus mengetahui bahwa ada pengetahuan rahasia yang tidak diketahui oleh kalian, sesuatu yang tidak pernah kalian dengar sebelumnya.

Rasulullah memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan adzan untuk memanggil semua sahabat ke hadapannya. Ketika
 mereka berkumpul di tengah malam, mereka mengatakan takut terhadap apa yang akan mereka dengar dan. Rasulullah bersabda, “Malaikat Jibril datang kepadaku bahwa, pada hari-hari terakhir ummatku di dunia, terdapat sebuah lembah yang besar bernama ‘Umuq (antara Turki dan Syria), lembah yang dalam dan datar, di mana perang yang sangat besar akan terjadi. Darah akan mengalir deras sehingga dapat menghanyutkan kerbau dewasa berusia 2 tahun dalam alirannya. Kalian akan melihat kejadian ini. (Ini adalah contoh bagaimana kalian dapat menjadi seorang yang fasiq jika kalian mengevaluasi perkataan para Awliya dengan akal pikiranmu.)
Namun para sahabat tidak melihat kejadian itu. Tetapi kepada siapa Rasulullah berbicara melalui para sahabat? Kita adalah anak-anak dari para sahabat, generasi ini. Rasulullah berbicara kepada sahabat ketika melihat dan mengetahui bahwa dari tulang punggung mereka akan lahir anak-anak mereka dan melihat kejadian ini. Oleh sebab itu beliau berbicara kepada jiwa yang berada dalam sperma yang akan membawa generasi yang diturunkan dari para sahabat. Rasulullah mengetahui semuanya, bahkan nama-nama setiap individu, pada saat itu, siapa yang akan muncul dari tulang punggung mereka dan akan menyaksikan peristiwa ini atau tidak. Tidak semua akan menyaksikannya, tetapi hanya sebagian dari mereka saja. Insya Allah, kita berdo’a agar kita termasuk orang yang melihat kejadian ini di masa Imam Mahdi .

Maulana berkata, “Suatu malam, Saya berdo’a kepada Allah , ‘Ya Allah , bukalah pintu bagi Imam Mahdi ! Sekarang dunia ini adalah dunia yang mengerikan. Kelakuan buruk ada di mana-mana, setiap orang mempunyai sikap buruk. Tidak ada yang menjaga ketiga cahaya yang Engkau berikan sebagai kemuliaan bagi mereka. Setiap orang mengejar kesenangannya! Oleh sebab itu, Aku mohon dibukakan pintu untuk kedatangan Imam Mahdi .’ Saya melihat Imam Mahdi muncul di hadapan Saya dan berkata, ‘Aku sangat berterima kasih atas do’amu, wahai saudaraku, karena itu adalah kunci agar pintuku bisa terbuka. Aku akan muncul, pertama kali untuk para Awliya, berikutnya untuk semua orang.’”
Peristiwa ini terjadi lebih dari 40 tahun lalu. Imam Mahdi sekarang berusia sekitar 47 atau 48 tahun. Beliau masih kanak-kanak ketika  mengucapkan do’a tersebut. Beliau menunggu tanda dari Maulana Syaikh Nazhim  Allah yang akan memerintahkannya untuk muncul. Beliau akan muncul, pertama di Madinah, kemudian di Syam.


Wa min Allah at taufiq bi hurmat al-fatiha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar