Selasa, 06 April 2010

Menjaga Pandangan

MENJAGA PANDANGAN





Setiap masalah bagi manusia datangnya dari penglihatan/pandangan terhadap hal2 yang dilarang. Melihat adalah suatu perbuatan yang sangat penting. Dalam tarikat Naqsbandi, murid harus berhati-hati menjaga pandangan. Pandangan yang dilarang adalah panah beracun setan yang ditujukan kehatimu, kalian akan merasa nyeri dan mengakibatkan imanmu terombang-ambing.

Tujuan setan adalah hatimu, kalian harus melindungi hati kalian. Jika seseorang tak mau menahan matanya dari melihat hal2 yang tidak baik ( film, tv, majalah, porn etalase, dll) maka sejumlah kejahatan akan masuk kedalam hatmu. Orang yang menjaga matanya selalu gagah perkasa, oleh sebab itu para Rasul dan Awliya tidak pernah kehilangan kekuatan mereka.

Suatu ketika kami berjalan melintasi etalase tokoyang penuh dengan barang2 yang bisa merangsang untuk melakukan perzinahan. Grandsyaikh berkata kepada saya,” Wahai Nazim, bila seorang pria melihat benda2 itu tanpa mengambil hikmah, maka dia adalah seorang pendosa, dan telah menyia2kan pandangannya untuk hal yang tidak bermanfaat.
Hikmah berarti mengetahui lebih lanjut tentang Tuhannya.

Menyia2kan cahaya mata, bisa mencegah cahaya masuk kedalam hati kita. Dan bila hati tanpa cahaya, maka hati menjadi gelap dan buta. Ketika kalian membiarkan mata mengikuti kemauan ego tanpa rasa takut kepada Allah swt, “pada mata kalian akan terkumpul kegelapan dari perzinaan”. Hal ini mencegah kita untuk mendapatkan peningkatan. Ego akan menjaga kita agar kita tetap berada dalam kegelapan dunia. Lebih penting untuk selalu menjaga pandangan kalian, meski kalian memahami Al-Quran dan hadist tetapi yang terpenting adalah menjaga pandangan kalian, jika kalian melakukan ini, kalian termasuk orang yang penting, bukan didunia tetapi di Surga.

Setiap tempat yang kotor adalah tempat yang terlarang, jangan melihat hal2 yang kotor, kalau tidak kalian akan terhindar dari Cahaya Surgawi. Ketika saya melihat orang mencukur jenggot, saya berkata,”Guru lihatlah”. Beliau menyahut,”Tidak! jangan dilihat”
Karena mencukur jenggot adalah perbuatan yang tidak baik. Allah SWT menciptakan janggut agar seorang pria terlihat gagah, bisakah kalian bayangkan seekor singa tanpa bulu dilehernya?Singa itu jadi seperti kera. Janggut adalah yang membedakan pria dari wanita. Seluruh Rasul memiliki janggut, sudah cukup bagi kita untuk bisa terlihat seperti mereka, jangan melihat orang yang melakukan perbuatan buruk.

Wa min Allah at Taufiq


Tuesday, June 29, 2004



AKU BUKAN PILIHAN



Kini aku mengungkap tanya siapakah dirinya
Yang mengaku kekasihmu …itu
Aku tak bisa, memahaminya

Ketika malam tiba
kurela kau berada, dgn siapa kau melewatinya
Aku tak bisa memahaminya

Reff :
Aku lelaki tak mungkin, menerimamu bila
ternyata kau mendua membuatku terluka
tinggalkan saja diriku yg tak mungkin menunggu
jangan pernah memilih aku bukan pilihan (2x)

selalu terungkap tanya benarkah kini dia
wanita yg kukenal hatinya
aku tak bisa memahaa..mi

reff

Tak perlu kau memilihku
Aku lelaki bukan tuk dipilih

( Iwan Fals, Syair : Pongky )



Thursday, June 24, 2004



Kaulah Matahari Cahayaku



Matahari cahayaku

sepuluh hari ini aku menemanimu Matahari cahayaku
istiqlal jakarta sukabumi jogja kota gede omah dhuwur borobudur
terasa begitu singkat waktu berlalu, sebelum puasnya mendekat

kubawakan sandalmu ketika solat di masjid kraton Kauman, menggelarkan sajadahmu dengan penuh cinta, kucium jejakmu, kupeluk sajadah didada,
kuminum air digelas sama yang kau minum ketika kau tinggalkan, kumakan sisa makanan hikmah dalam piringmu, menghancurkan nafsuku mendengarkan cahayamu

dimana mata hatiku...bashirah wahai bashirah, apakah ia telah kotor melihat putri berhijab, atau cerminku sudah karat dimakan maksiat
tidak..bukan cerminMu..., tapi mataku penuh sakit berbagai rupa
hingga tak sanggup kubeda mana buruk mana baik, dosa telah bertumpuk diatas dosa, hingga kalbu gelap gulita

kemudian kau sentuh aku wahai Cahayaku, lewat ucapan lewat perbuatan, kau tunjukkan jalan, mana aib diriku dengan rendah hati, tulus dan jujur, hingga kupeluk erat kau Cahayaku, dengan kedua tanganku dan airmata, empat puluh tahun lamanya kulalai mengetuk pintuMu

wahai Tuhan yang membolak balikan hati, kami telah menganiaya diri,
tak bisa kudekati Kau dengan dosa dan maksiat, Allahuma Ya Allah, bersihkan kalbuku dari aib, jangan tinggalkan diriku sendiri, hingga Kau buka pintu kegaiban taubat, karena bila aku berhasil taubat, berarti Kau telah mencintaiku, Ya Allah yang Maha Pengasih, kasihilah daku", ( Allahumma irhamni ya Arhama al rahimin)

Siapa yang menunjukkan kau pada dunia, ia menipumu, siapa yang menunjukkan amal syariat kewajiban agama, ia pasti melelahkanmu
dan kau Matahari Cahayaku, kau tunjukkah aku mengenal Allah lewat cinta
beri aku kesejukan batin nasihat dan hikmahmu

Matahari cahayaku, begitu cepat sepuluh hari bersamamu, lupakan dunia dekatkan surga dikelopak mata, perjuangan memang tak manis,
ada ujung panah dan tumpah darah, berjuang melawan nafsu, itulah jihad terbesarku, karena dalam diriku ada penyakit, yang sudah berumur empatpuluh tahun lamanya, tak mungkin kuhilangkan penyakit dalam sekejap atau dalam sehari atau dalam, sepuluh hari.

selama ini ku biarkan mata hati diterpa angin maksiat dan dosa,
kemudian ku timbun kotoran jiwa , empat puluh tahun hingga matahatiku padam, kau beri aku kegaiban tahajud, tasbih dan syukur padaMu
kau beri aku rahasia Laa Ilaaha Illaa Allaah, hingga runtuh Ego dari dada, tapi kaupun berpesan, selalulah bertaubat dengan ucapan, Astaghfirullah hal adzim, karena setan selalu mengejarmu, hari ini setan tak berani mendekat ketika kau kuat, tapi esok Iblis datang berulang-ulang, bawa manisnya maksiat, dan sulitnya taubat.

Laa haula walaa quwwataa illa bi Allah hil adzim, Tak ada daya dan kekuatanku , kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.

gazelle run



Ada empat adzan di puncak stupa



senja ini, ada empat adzan dipuncak stupa
dilantunan nafas spiritual matahariku
menggigit relung jantung bekukan nafasku
ketika senja memerah dipuncak stupa

ada empat adzan dipuncak stupa
diempat penjuru mata angin borobudur
ketika kau tancapkan tonggak kerajaan Mahdi as
seperti lonceng makrifat, memanggil kekerajaan malaikat

hari ini ada empat adzan dipuncak stupa
ketika kuikuti bayangmu dari kenangan
melangkah diatas tapakmu tanpa jejak,
tenggelam menuju padang makna,
tanda-tanda akhir jaman
pancarkan gelisah, kiamat telah mendesah

hari ini ada empat adzan dipuncak stupa
bawa sedih, bawa senja membara dihitam stupa
Matahari cahayaku.. bawa daku pergi jauh
bersamamu cepat berlalu

wassalam,
aarif hamdani, borobudur, 9 juli 2003
(hidup ini hanyalah sebentuk penantian,
sedang hati ini hanya untuk menemukan keindahan Illahiah)


Wednesday, June 23, 2004



Sufi Way, Prinsip Pejalan Ruhani



8 Prinsip Thariqat Naqshbandi

Abdul Khaliq al-Ghujdawani mengemukakan butir-butir renungan ini yang kini dianggap sebagai prinsip Thariqat Naqshbandi Sufi:

1. Bernapas Secara Sadar ("Hosh dar dam")

Hosh berarti "pikir". Dar berarti "dalam". Dam berarti "napas". Artinya, menurut Abdul Khaliq al-Ghujdawani (q), bahwa : "pencari/pejalan ruhani/murid yang bijak harus melindungi napasnya terhadap kealpaan, menarik dan menghembuskan dengan sadar hingga hal itu selalu menjaga kalbunya berada dalam Hadhirat Allah; dan dia harus menghidup kan napasnya dengan pengabdian dan penghambaan dan mempersembahkan pengabdian itu kepada Tuhannya penuh dengan kegairahan, karena setiap tarikan dan hembusan napas dengan dalam Hadhirat adalah kesadaran "hidup" menyambung dengan Hadhirat Ilahi. Setiap tarikan dan hembusan napas dengan kealpaan/kecerobohan adalah "mati", terputus hubungan dengan Hadhirat Ilahi."

Ubaidullah al-Ahrar (q) mengatakan, "Missi paling penting dalam Thariqat ini adalah untuk melindungi napasnya, dan dia yang tak dapat menjaga napasnya, baginya akan dikatakan, dia telah kehilangan dirinya. Shah Naqshband (q) mengatakan, "Thariqat ini dibangun atas dasar napas. Sehingga adalah suatu keharusan bagi semuanya untuk menjaga napasnya pada waktu menarik dan menghem buskan dan selanjutnya, untuk menjaga napasnya dalam interval antara menarik dan menghembuskan napas."

Shaikh Abul Janab Najmuddin al-Kubra mengatakan dalam bukunya, Fawatih al-Jamal, "Dhikr mengalir dalam diri setiap makhluq hidup dengan keharusan napasnya, meskipun tanpa niat sebagai suatu tanpa ketundukan, yang adalah bagian dari penciptaannya. Melalui napasnya, bunyi huruf "Ha" dari asmaul husna Allah dibuat dalam setiap penghembusan dan penarikan dan itu adalah tanda dari Essensi Tak-Nampak sedang mengungkapkan penekanan Ke-Unik-an Allah. Jadi sangatlah penting untuk selalu “hadir” dengan napas itu, agar supaya menyadari (merasakan) Essensi dari Al Khaliqu." Nama 'Allah' yang melingkupi sembilanpuluh sembilan asma ul-husna terdiri dari empat huruf : Alif, Lam, Lam dan Hah (ALLAH). Pengikut Sufi mengatakan bahwa Dzat Allah Azza Wa Jalla yang gaib sempurna dinyatakan dengan huruf terakhir, "Ha" itu. Huruf ini mewakili Dia Yang Maha gaib Sempurna (Ghayb al-Huwiyya al-Mutlaqa lillah 'azza wa jall). Lam pertama adalah untuk identifikasi (tacrif) dan Lam kedua adalah untuk penekanan (mubalagha).

Memelihara napasmu dari ketidak-pedulian akan menuntunmu kepada Hadhirat Nya secara utuh, dan Hadhirat Utuh akan menuntun engkau kepada Pandangan (Vision) utuh, dan Pandangan (Vision) utuh akan menuntun engkau kepada Manifestasi Utuh "sembilanpuluh sembilan asma ul husna Allah". Allah akan menuntun engkau kepada Manifestasi sembilanpuluh sembilan Asma Nya dan keseluruhan Asma Nya yang lain, karena dikatakan bahwa, "Asma Allah adalah sebanyak napas umat manusia." Hendaknya diketahui oleh semua bahwa menyelamatkan napas dari ketak-pedulian adalah suatu proses yang sukar bagi seorang pencari. Sehingga mereka harus melakukan hal itu dengan mencari ampunan (istighfar) karena mencari ampunan akan membersihkan dan mensucikan diri kita dan mempersiapkan si pencari untuk Manifestasi Sesungguhnya Allah yang memang berada dimana-mana.

2. Perhatikan Langkahmu ("Nazar bar qadam")

Itu artinya bahwa sang pencari sewaktu berjalan hendaknya pandangan matanya hanya tertuju kepada kakinya saja. Kemanapun kakinya hendak dia tempatkan, pandangan matanya hendaknya berada disitu pula. Dia tidak diperkenankan melemparkan pandangannya kesana kemari, untuk melihat kekiri atau kekanan atau kedepannya, karena pemandangan yang tak perlu akan menutupi kalbunya. Kebanyakan tabir pada kalbu diciptakan oleh gambaran yang ditransmisi kan dari mata kepada pikiran selama menjalani kehidupan sehari-hari.

Hal-hal ini mungkin mengganggu dan menggoncangkan kalbumu dengan turbulensi (gambaran dari gerak air sewaktu ombak mendampar karang), karena berbagai macam keinginan yang (telah) dicetak di dalam pikiran kita (oleh berbagai gambaran itu). Bayangan-bayangan tersebut adalah seperti tabir yang menutupi kalbu. Mereka menghadang Cahaya Hadhirat Ilahiah. Itulah sebabnya para wali Sufi tidak membolehkan para pengikutnya, yang telah membersihkan kalbu mereka melalui Dhikr berkesinambungan, untuk melihat selain kepada kaki mereka. Kalbu mereka sudah seperti kaca cermin, memantulkan dan menyerap gambar (image) secara mudah. Gambar ini akan menyimpangkan mereka dan membawa berbagai kekotoran (ketak-murnian) kedalam kalbu mereka. Maka para pencari diperintahkan untuk merendahkan pandangannya agar supaya tidak diserbu oleh anak panah syaithan.

Merendahkan pandangan juga merupakan tanda kerendahan hati; orang yang bangga dan sombong tidak pernah melihat kaki mereka. Itu juga suatu indikasi bahwa seseorang sedang mengikuti jejak (yang dicontohkan) Nabi (s.a.w.), yang jika berjalan tidak pernah melihat ke kiri atau ke kanan, tetapi selalu melihat ke kakinya, bergerak dengan tegas dan mantap menuju arah tujuannya. Itu juga sebuah tanda dari sebuah ketinggian maqam bila seorang pencari tidak melihat kemana-mana kecuali hanya kepada Tuhannya. Seperti seorang yang ingin sampai ke tujuannya dengan cepat, demikian juga seorang pencari Hadhirat Allah bergerak dengan cepat, tidak melihat ke kanan atau ke kirinya, tidak melihat kepada keinginan duniawi, tetapi hanya melihat kepada Hadhirat Ilahiah.

Imam ar-Rabbani Ahmad al-Faruqi (q) mengatakan dalam suratnya ke 295 dari Maktubat nya:
"Pandangan mendahului langkah dan langkah mengikuti pandangan. Perjalanan mendaki (mi’raj) ke maqam yang lebih tinggi mula-mula dengan Pandangan, diikuti Langkah. Apabila Langkah mencapai level Ketinggian dari Pandangan, maka Pandangan akan naik lagi ke tingkat berikutnya, atas itu Langkah juga mengikuti secara bergilir. Maka Pandangan akan diangkat ke tempat yang lebih tinggi lagi dan Langkah akan mengikutinya secara bergilir. Dan begitu seterusnya sampai Pandangan mencapai tingkat Kesempurnaan ke arah itulah Langkah akan ditarik (oleh Pandangan). Kita katakan, 'Bila Langkah mengikuti Pandangan, sang murid telah mencapai tingkat Kesiapan dalam mendekati Langkah Nabi (s.a.w.). Maka Langkah Nabi (s.a.w.) itu disebut juga sebagai Awal atau Sejatinya semua langkah lainnya.'"Shah Naqshband (q) mengatakan, "Jika kita hanya melihat kesalahan shahabat kita, kita akan ditinggalkan tanpa teman, karena tak seorangpun sempurna."

3. Perjalanan Pulang ("safar dar watan")

Itu artinya perjalanan menuju kampung halaman. Itu artinya sang pencari berjalan dari dunia ciptaan menuju kepada dunia Sang Pencipta. Diceritakan bahwa Nabi (s.a.w.) mengatakan, "Saya akan mengunjungi Tuhan ku dari satu maqam ke maqam yang lebih baik dan dari satu stasiun ke stasiun yang lebih tinggi." Dikatakan bahwa sang pencari harus berjalan dari "Kenginan untuk hal terlarang" kepada "Keinginan untuk Hadhirat Ilahi".
Thariqat Naqshbandi membagi perjalanan itu menjadi dua kategori.

Pertama adalah perjalanan eksternal dan kedua adalah perjalanan internal. Perjalanan eksternal adalah berjalan dari satu tempat ke tempat lain mencari seorang pembimbing yang sempurna untuk membawa dan mengarahkan engkau ke sasaran yang engkau tuju. Ini akan memungkinkan engkau untuk menapak ke kategori kedua, perjalanan internal. Para pencari, sekali mendapatkan pembimbing sempurna (mursid), dilarang untuk melakukan perjalanan eksternal lainnya. Dalam perjalanan eksternal terdapat banyak kesukaran yang tak akan sanggup ditanggung oleh pemula tanpa jatuh kepada tindakan terlarang (haram), karena mereka memang masih lemah dalam ibadahnya.

Kategori kedua adalah perjalanan internal. Perjalanan internal memerlukan para pencari meninggalkan akhlaq buruk mereka dan meningkat ke akhlaq yang lebih tinggi, mencampakkan semua keinginan dunia dari kalbunya. Dia akan diangkat dari keadaan tidak bersih ke keadaan bersih atau murni. Pada saat itu dia tidak lagi memerlukan perjalanan internal lainnya. Dia telah mensucikan kalbunya, membuatnya jernih seperti air, transparan seperti kristal, mengkilap seperti cermin, memperlihatkan kebenaran dari semua hal yang esensi dari kehidupannya sehari-hari, tanpa memerlukan gerakan eksternal dari sisinya. Dalam kalbunya akan muncul semua hal yang diperlukan untuk kehidupannya dan untuk kehidupan mereka yang berada di sekelilingnya.

4. Kesendirian dalam Keramaian ("khalwat dar anjuman")

"Khalwat" berarti menyendiri. Itu artinya secara tampak luar bersama dengan manusia di sekelilingnya sementara secara batin selalu bersama Allah. Terdapat juga dua kategori “khalwat”. Pertama adalah penyendirian eksternal dan kedua adalah penyendirian internal. Penyendirian eksternal memerlukan para pencari unutk menyendiri dalam suatu tempat yang tiada orang lainnya. Tinggal disitu sendirian, dia konsentrasi dan meditasi pada Dhikrullah, mengingat Allah, agar supaya mencapai keadaan dimana Teritori Kebenaran Allah menjadi nyata (menjelma). Apabila engkau merantai indera eksternal, indera internal mu akan bebas untuk mencapai Teritori Kebenaran Langit (Surgawi). Ini akan membawamu ke kategori kedua : kesendirian internal.

Kesendirin internal berarti menyendiri diantara keramaian orang. Disitu kalbu pencari hendaknya hadir dengan Tuhannya dan absen dari dunia ciptaan sambil secara fisik berada di antara mereka. Dikatakan, "Sang pencari akan begitu terkait mendalam dengan Dhikr sunyi (sir) dalam kalbunya, meskipun dia masuk ke kerumunan orang, dia tidak akan mendengar suara mereka. Keadaan Dhikr nya telah menguasainya. Kenyataan (manifestasi) dari Hadhirat Ilahi menariknya dan membuatnya tidak sadar kepada semuanya kecuali kepada Tuhannya. Ini adalah posisi tertinggi suatu khalwat, dan dianggap khalwat yang benar, sebagaimana disebut dalam al Qur'an: "Orang-orang yang tak dapat dialihkan perhatiannya dari mengingat Allah oleh bisnis maupun keuntungan " [24:37]. Inilah cara Tharekat Naqshbandi.

Khalwat utama seorang shaykh Tharekat Naqshbandi adalah kesendirian internal. Mereka bersama Allah dan sekaligus bersama umatnya. Sebagaimana dikatakan Nabi (s.a.w.), "Saya memiliki dua sisi : satu muka menghadap Al Khaliq muka lainnya menghadap ciptaan (makhluq)." Shah Naqshband menekankan kebaikan berjamaah, bermajelis (berkumpul) ketika dia mengatakan: Tariqatuna as-suhbat wa-l-khairu fil-jamciyyat ("Tharekat kita adalah persahabatan (kebersamaan), dan Kebaikan berada dalam Kebersamaan ").

Dikatakan bahwa seorang beriman yang bergaul dengan orang dan mengangkat (memikul) kesukaran mereka lebih baik dari seorang beriman yang menyendiri dari orang. Terhadap hal yang peka ini Imam Rabbani mengatakan, "Hendaknya diketahui bahwa sang pencari pada awalnya mungkin menggunakan khalwat external untuk mengisolasi dirinya dari orang, beribadah dan konsentrasi kepada Allah, Azza wa Jalla, sampai dia mencapai tahap yang lebih tinggi. Pada waktu itu dia akan dianjurkan oleh shaikh-nya, dalam kata-kata Sayyid al-Kharraz, Kesempurnaan bukan pada peragaan kekuatan karomah, tetapi kesempurnaan adalah duduk bersama orang (banyak), menjual dan membeli, menikah dan mempunyai anak; namun tak pernah meninggalkan kehadiran Allah bahkan sekejabpun.'"

5. Dhikr Utama (Essensi) ("yad kard")

Arti 'Yad' adalah Dhikr. Arti 'kard' adalah essensi Dhikr. Sang pencari hendaknya melakukan Dhikr dengan penolakan (negasi) dan penerimaan (affirmasi) pada lidahnya sampai dia mencapai keadaan meditasi (kontemplasi) kalbu (muraqaba). Keadaan itu akan dicapai dengan setiap hari menyebut penolakan (negasi) : LA ILAHA dan penerimaan (affirmasi) ILLALLAH pada lidah, antara 5,000 dan 10,000 kali, membuang dari kalbunya segala elemen yang akan mengotori dan membuatnya berkarat. Dhikr ini mempoles kalbu dan membawa sang pencari ke dalam keadaan Kenyataan (Manifestasi). Dia harus melakukan dhikr harian itu, baik dengan kalbu atau dengan lidah, mengulang ALLAH, yang mewakili (meliputi) semua asma dan sifat Nya, atau dengan negasi dan affirmasi melalui penyebutan LA ILAHA ILLALLAH.
Dhikr harian ini akan membawa sang pencari kedalam kehadiran sempurna dari Huwa Allahu Ahad.

Dhikr dengan negasi dan affirmasi, dalam tatacara Shaykh Naqshbandi, menghendaki bahwa sang pencari menutup matanya, menutup mulutnya, menggigit giginya, melekatkan lidahnya pada langit-langit mulutnya, dan menahan napasnya. Dia harus membaca dhikr itu melalui kalbu, dengan negasi dan affirmasi, memulai dengan kata LA ("Tidak"). Dia mengangkat Tidak" ini dari bawah pusarnya naik ke otaknya. Sampai di otak kata "Tidak" mengeluarkan kata ILAHA ("Tuhan"), bergerak dari otak ke bahu kiri, dan menabrak kalbu (jantung)nya dengan ILLALLAH ("kecuali Allah "). Apabila kata itu menabrak kalbu, energi dan panasnya memancar keseluruh bagian tubuh. Sang pencari yang telah menolak semua yang ada di dunia ini dengan kalimat LA ILAHA, dan menyatakan menerima kalimat ILLALLAH, artinya berada dalam keadaan bahwa semua yang exist (ada) hilang lenyap dalam Hadhirat Allah.

Sang pencari mengulang ini dengan setiap napas, menghirup dan meniup, selalu membuatnya mencapai kalbu, sesuai dengan jumlah angka yang di-instruksikan oleh shaikh-nya. Sang pencari secar berangsur akan mencapai keadaan dimana dalam satu napas dia dapat mengulang LA ILAHA ILLALLAH duapuluh tiga kali. Seorang shaikh mursid dapat mengulang LA ILAHA ILLALLAH tak terhitung banyaknya dalam setiap kali napas. Arti dari praktek ini adalah bahwa sasaran satu-satunya hanya ALLAH dan tidak ada sasaran lain lagi bagi kita. Dengan melihat Hadhirat Allah sebagai satu-satunya Kenyataan (Existensi), akan memasukkan kedalam kalbu murid itu cinta Nabi (s.a.w.) dan pada saat itu dia mengatakan, MUHAMMADUN RASULULLAH yang adalah jantung dari Hadhirat Allah.

6. Kembali ("baz gasht")

Ini adalah keadaan dimana sang pencari, yang melakukan Dhikr dengan negasi dan affirmasi, sampai kepada pengertian ungkapan Nabi (s.a.w.), ilahi anta maqsudi wa ridaka matlubi ("Ya Allah, Engkaulah yang kami Maksud dan Ridha Mu adalah dambaanku.") Pembacaan ungkapan ini akan menambah kesadaran sang pencari tentang Ke-Esa-an Allah, sampai dia mencapai keadaan di mana keberadaan semua ciptaan (makhluq) lenyap dari pandangan matanya. Semua yang dilihatnya, kemanapun dia memandang, adalah Allahu Shamadu. Murid Naqshbandi membaca dhikr macam ini agar supaya menyuling dari kalbunya rahasia Al Ahad, dan untuk membuka diri mereka kepada Kenyataan Hadhirat Allahu Shamadu. Para pemula tidak berwenang meninggalkan dhikr ini bila dia tidak mendapatkan kekuatan itu muncul dalam kalbunya. Dia harus tetap membaca dhikr ini mengikuti (meniru) Shaykh-nya, karena Nabi (s.a.w.) telah mengatakan, "Barang siapa meniru suatu golongan orang akan menjadi bagian dari golongan itu." Dan barang siapa meniru gurunya akan suatu hari mendapatkan rahasia itu terbuka untuk kalbunya.

Arti dari "baz gasht" adalah kembali kepada Allah Azza wa Jalla dengan menunjukkan kepasrahan diri sempurna dan tunduk kepada Kemauan Nya, dan kerendahan diri sempurna dengan menyampaikan semua pepujian kepada Nya. Itulah alasan Nabi (s.a.w.) menyebutkan dalam doanya, ma dzakarnaka aqqa dzikrika ya Madzkar ("Kami tidak Mengingat Engkau sebagaimana seharusnya Engkau Diingat, Ya Allah"). Sang pencari tidak dapat datang kepada hadhirat Allah dalam dzikrnya, dan tidak dapat mengungkapkan Rahasia dan Sifat Allah dalam dzikrnya, bila dia tidak melaksanakan dzikrnya itu dengan Dukungan Allah dan dengan Allah Mengingat dirinya. Sebagaimana dikatakan Bayazid: "Ketika aku mencapai Dia aku melihat bahwa ingatan Dia (kepadaku) mendahului ingatan saya kepada Nya." Sang pencari tidak dapat melakukan dzikr oleh sendirinya. Dia harus mengetahui bahwa Allah adalah justru yang sedang melakukan Dzikr melalui diri hamba Nya itu.

7. Perhatian ("nigah dasht")

"Nigah" berarti pandangan (visi). Itu artinya sang pencari hendaknya mengendalikan qalbunya dan melindunginya dengan cara mencegah masuknya pikiran buruk. Kecenderungan buruk akan menghalangi qalbu dari penyatuan diri dengan Hadhirat Allah. Diakui dalam Naqshbandiyya bahwa bagi seorang pencari dapat melindungi qalbunya dari kecenderungan buruk selama lima menit saja adalah sebuah hasil yang besar. Untuk ini saja dia sudah akan diakui sebagai seorang sufi sejati. Sufisme adalah sebuah kekuatan untuk melindungi qalbu dari pemikiran buruk dan menjaganya dari kecenderungan rendah. Barang siapa berhasil dengan dua sasaran ini akan mengerti qalbunya, dan barang siapa mengerti qalbunya akan mengenali Tuhannya. Nabi s.a.w. mengatakan, "Barang siapa mengenal dirinya sendiri, mengenal Tuhannya."

Seorang shaikh Sufi mengatakan, "Karena saya melindungi qalbu ku untuk sepuluh malam, qalbuku melindungiku untuk duapuluh tahun." Abu Bakr al-Qattani mengatakan, "Aku adalah penjaga pintu qalbuku selama 40 tahun, dan aku tak pernah membukanya untuk siapapun kecuali Allah, Azza wa Jalla, sampai qalbuku tidak lagi mengenali siapapun kecuali Allah Azza wa Jalla." Abul Hassan al-Kharqani mengatakan, "Telah 40 tahun Allah melihat ke dalam qalbu saya dan mendapati bahwa tak seorangpun berada disana kecuali Diri Nya Sendiri. Dan memang tidak ada ruang dalam qalbu saya untuk selain Allah."

8. Memori ("yada dasht")

Artinya pembaca Dzikr melindungi qalbunya dengan negasi dan affirmasi dalam setiap hembusan napas tanpa meninggalkan Hadhirat Allah Azza wa Jalla. Hendaknya sang pencari agar mempertahankan qalbunya supaya selalu berada dalam Hadhirat Allah. Ini akan membuatnya menyadari dan merasakan Cahaya Esensi dari Allah (anwar adh-dhat al-Ahadiyya). Dia kemudian membuang tiga dari empat bentuk pikiran : pikiran egoistik, pikiran jahat, dan pikiran malaikatis, sambil mempertahankan dan membenarkan hanya bentuk pikiran ke-empat, yaitu : pikiran kebenaran atau haqqani. Hal ini akan membimbing sang pencari menuju keadaan tertinggi dari kesempurnaan dengan membuang semua khayalannya dan hanya merengkuh Kebenaran yang adalah Ke-Esa-an Allah, 'Azza wa Jalla.

'Abdul Khaliq al-Ghujdawani mempunyai empat orang khalifah. Yang pertama adalah Shaikh Ahmad as-Siddiq, berasal dari Bukhara. Yang kedua adalah Kabir al-Awliya ("Terbesar diantara Wali "), Shaikh Arif Awliya al-Kabir (q). Berasal dari Bukhara, dia adalah ulama terkemuka dalam Ilmu external dan internal. Khalifah yang ketiga adalah Shaikh Sulaiman al-Kirmani (q). Khalifah keempat adalah Arif ar-Riwakri (q). Kepada khalifah keempat inilah Abdul Khaliq (q) mewariskan Rahasia Mata Rantai Emas (Naqshbandi) sebelum dia meninggal pada 12 Rabi'ul-Awwal 575 H.

Syaikh Naqsbandy menambahkan 3 Prinsip ke dalam 8 Prinsip Syaikh Abdul Khaliq:

9. Kesadaran akan Waktu (wuquf zamani)

Kesadaran akan waktu berarti memperhatikan ketenangan seseorang dan mengecek kecenderungan seseorang kepada kelalaian. Para pencari harus mengetahui berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk bergerak menuju kematangan spiritual dan harus mengenal di tempat apa dia telah sampai dalam perjalannya menuju Hadirat Ilahi. Para pencari harus membuat kemajuan dengan segala usahanya. Dia harus menghabiskan seluruh waktunya untuk satu tujuan yaitu sampai di maqam Cinta Ilahi dan Hadirat Ilahi. Dia harus menjadi sadar bahwa dalam segala usahanya dan dalam segala tindakannya Allah menyaksikan sampai sedetail-detailnya. Para pencari harus membuat catatan mengenai tindakan dan niatnya setiap hari dan setiap malam dan menganalisa tindakannya setiap jam, setiap detik, dan setiap saat. Jika semuanya baik, dia bersyukur kepada Allah atas nikmat tersebut. Jika tindakannya buruk, dia harus bertaubat dan memohon ampun kepada Allah .

Ya'qub al-Charki berkata bahwa Syaikhnya, Ala'uddin al-Attar k berkata,"Dalam keadaan depresi, engkau harus banyak beristighfar (memohon ampunan Allah), dan dalam keadaan bergembira, harus banyak bersyukur kepada Allah. Sebagai pertimbangan kedua keadaan ini, kontraksi (menciut) dan ekspansi (mengembang), adalah arti dari wuquf zamani.

Syah Naqsyband menerangkan keadaan tersebut dengan berkata, Engkau harus menjadi awas akan dirimu. Jika engkau mengikuti syari’ah maka engkau harus bersyukur kepada Allah, bila tidak, maka engkau harus memohon ampun. Yang penting bagi seorang pencari dalam keadaan ini adalah menjaga periode waktu terkecil agar tetap aman. Dia harus menjaga dirinya dan menilai apakah dia dalam Hadirat Allah atau dalam hadirat egonya, setiap saat dalam hidupnya. Syah Naqsyband k berkata, ‘Engkau harus mengevaluasi bagaimana engkau menghabiskan waktumu: dalam Kehadiran atau dalam Kelalaian.’

10. Kesadaran akan Jumlah (wuquf `adadi)

Kesadaran akan jumlah berarti para pencari yang sedang berdzikir harus memperhatikan bilangan dzikir yang tepat yang diperlukan dalam dzikir khafi. Menjaga hitungan dzikir ini bukan untuk perhitungan itu sendiri tetapi demi menjaga hati agar tetap aman dari pikiran buruk dan untuk meningkatkan konsentrasi dalam usaha mencapai jumlah pengulangan yang telah ditetapkan oleh Syaikh secepat mungkin. Pilar dzikir melalui perhitungan adalah untuk membawa hati kepada Hadirat Ilahi yang disebutkan dalam dzikir tersebut dan tetap menghitung, satu demi satu, untuk membawa perhatian seseorang kepada realitas bahwa setiap orang membutuhkan Dia Yang Maha Esa yang tanda-tanda (Kebesaran)-Nya tampak pada setiap makhluk.

Syah Naqsyband berkata, “Memperhatikan jumlah dzikir adalah langkah pertama dalam tahap mendapatkan Pengetahuan Surgawi (`ilm ul-ladunni).” Ini berarti perhitungan itu mengantarkan seseorang untuk mengenali bahwa hanya Satu yang dibutuhkan dalam hidup. Semua persamaan matematis memerlukan nomor Satu. Semua makhluk membutuhkan Zat Yang Maha Esa.

11. Kesadaran akan Hati (wuquf qalbi)

Kesadaran akan hati berarti mengarahkan hati para pencari menuju Hadirat Ilahi, di mana dia tidak akan melihat yang lain kecuali Yang Paling Dicintainya. Hal itu berarti untuk mengalami manifestasi-Nya (tajjali) dalam semua keadaan. Ubayd Allah al-Ahrar berkata, “Tingkat Kesadaran Hati adalah tingkatan untuk hadir dalam Hadirat Ilahi sedemikian rupa sehingga engkau tidak bisa melihat yang lain selain Dia.” Dalam situasi demikian seseorang memusatkan tempat dzikirnya dalam hati sebab inilah pusat kekuatan. Semua pikiran dan inspirasi, baik maupun buruk, jatuh dan muncul satu demi satu, berputar dan mengalir, bergerak di antara terang dan gelap, dalam perputaran yang konstan, di dalam hati. Dzikir diperlukan untuk mengontrol dan mengurangi gejolak dalam hati.



Puing Jiwa



Limapuluh ribu tahun sebelum bumi tercipta
Puing jiwa kita telah menari diudara
Kemudian jiwa dari jiwamu dan jiwaku
Rindu untuk bertemu
Dan kerinduan itu menjadi gelisah

kita Cuma buhul-buhul yang tersimpul
dianyaman takdir , merajut keabadian
karena hidup ini hanyalah sebentuk penantian
sedang hati ini hanya untuk menemukan
keindahan illahiah

limapulu ribu tahun sebelum bumi tercipta
kita merindu menunggu bertemu
ditisikan pola masa lalu
hanya karena kita bukan sekedar orang gila
atau sekedar teman jiwa
yang bertemu di milist tolol ini

(puisi kolaborasi Priatna Ahmad & gazellerun)


Tuesday, June 22, 2004



Sebuah Dialog Pikiran Tanpa Kata-Kata



Sebuah Dialog Pikiran Tanpa Kata-Kata :
Bayik, dear lola, gazelle run, PA
Sent: 17 Juni 2002 14:51
To: truedee-list@yahoogroups.com
Subject: [truedee-list] pikiran tanpa kata-kata

--- dear_lola wrote:

Ada kata-kata yang bergelayutan di penghujung mulutku
Yang setiap malam bergerombol menjelajahi jaringan
jaringan pembuluh darah yang ada di kepala
Kemudian memamahi setiap isi sel-selnya dan berkembang biak
Tak dihiraukannya kepala ku akan berdebam
Atau mata yang menyalang sampai jam 4 pagi

Aku takut dengan kata-kata
makhluk yang dapat menguasai benak
sehingga aku tunduk untuk mengurutkannya dalam
setumpuk kalimat, menatanya menjadi bangunan paragraph, Untuk menyemayamkan pikiran ku disana.

Rgds, Lola Dalam Partisi Kotak 1,5 x 1,5 meter,Pukul 9 pagi.

gazelle run wrote:

pikiran tanpa kata2 menyeretku kemari
apa yang begitu indah tanpa kata-kata?
apakah bayangan kenyataan?
bukan..bukan kata2 yang menarikku
tapi ikatan jiwa yang menarikku
unsur ruhani yang menggerakkanku

pikiranku akanmu yang membawaku
meski begitu banyak tipuan rahasia
berharap menemukan kebaikan
namun hanya menemui kekecewaan
ahh..mungkin inilah saat rahasia2 dicobakan
dan sahabatku berlalu tanpa kusadari

gazelle run

"bchesslover" wrote:

dari tatap mata mengalir kata-kata tanpa suara
dari pelukan mengalir kasih sayang bermakna
dari diam mengalir sejuta pengertian: terserah
mau lu artikan apa.

aku tak mampu berpikir lagi
aku muak berkata-kata lagi
namun aku harus berlutut pada peran,
di sinilah aku menjalani malam berayun hening bening
menanyakan hakikat pada Sang Maha

dan esok ketika aku terjaga,
mau tak mau musti berkata-kata
mau tak mau musti berpikir dan pikiranku penuh kata
hhhhhh. betapa susah luruh dalam tanpa kata.

"Priatna Ahmad" wrote:

*TAP*
Kuseka remah kata dari pasar malam
rangkak fajar menjelang sehasta....
bobo lah sang fikir, bobo lah selimuti sang dzikr
lelahlah..lelah ketika gagah tinggal sepenggalah..

*TAP*
ah ah ah masih ada komidi kata malam ini
yang tak henti berputar
sedang hari ini hati sudah harus ada di altar

*TAP*
mama...aku harus pergi berjingkat...
membawa quatrain yang selalu tak jadi

pa07


gazelle run wrote:
gazelle run [mailto:gazellerun@yahoo.com]

mungkin karena tak ada akhir bagi kata-kata
padahal hanya sedikit kata-kata yang kuperlukan
karena paragrapMu, aku akan larut dan lenyap

kata-kata kan kusampaikan ....
bagi mereka yang perlu kata2
bagi mereka yang memahami pikiran tanpa kata-kata
apa gunanya aku bicara...

Tak kubutuh bicara ...
Tak kubutuh keindahan kata-kata
karena ia hanyalah sesuatu
yang dipinjam untukku...
disinilah jiwamu bersemayam
pikiran tanpa kata-kata

gazelle run
(lewat jalan rahasia yang sama
kepedihan-kepedihan itu muncul
meninggalkan diri kita hampa tanpa kata-kata)



Aubrey



And Aubrey was her name,
A not so very ordinary girl or name.
But who's to blame?
For a love that wouldn't bloom
For the hearts that never played in tune.
Like a lovely melody that everyone can sing,
Take away the words that rhyme it doesn't mean a thing.

And Aubrey was her name.
We triped the light and danced together to the moon,
But where was June.
No it never came around.
If it did it never made a sound,
Maybe I was absent or was listening too fast,
Catching all the words, but then the meaning going past,

But God I miss the girl,
And I'd go a thousand times around the world just to be
Closer to her than to me.

And Aubrey was her name,
I never knew her, but I loved her just the same,
I loved her name.
Wish that I had found the way
And the reasons that would make her stay.
I have learned to lead a life apart from all the rest.
If I can't have the one I want, I'll do without the best.

But how I miss the girl
And I'd go a million times around the world just to say
She had been mine for a day

gazelle run
( i miss that moment, she drive me crazy, puncak pass 1982 )



Ibu kita adalah samudra



Kambing Berlutut, Batin manusia seperti rimba.
Kadang serigala berkuasa, kadang babi liar menjelma.

hati-hatilah ketika bernafas.
Sekali waktu sifat yang lembut dan pemurah
berubah menjadi rubah pemangsa
sifat jahat bergerak tersembunyi.

Kearifan bergeser sejenak menjadi sapi!
Beruang mulai menari, kambing berlutut!
Kesadaran manusia berubah menjadi anjing,
dan anjing menjadi gembala, atau pemburu.

Setiap saat, makhluk baru bangkit di dalam dada
kadang setan, kadang malaikat, kadang binatang buas.
Bahkan di rimba yang menakjubkan ini ada mereka yang
dapat menyerap kita ke dalam kepasrahan mereka

Kita adalah bebek lautan lepas
yang dibesarkan bersama ayam kampung!
Ibu kita yang sebenarnya hidup di samudera, tapi
pengasuh kita unggas daratan.

Jiwa kita yang paling dalam mengarah ke lautan.
Setiap gerakan darat yang kita buat, kita pelajari
dari pengasuh kita, ayam kampung.
Sudah datang saatnya kita bergabung dengan samudra!

Pengasuh kita akan menakut-nakuti kita dengan air
garam, tapi jangan dengarkan dia!
Samudera adalah rumah kita,
bukan kandang ayam yang bau.

Kita adalah raja, putera Adam,
yang dapat menempuh lautan dan daratan.
Malaikat tidak berjalan di atas bumi,
dan binatang tidak berenang di samudera ruhani.

Kita berjalan tertatih-tatih, dan kita terbang
melingkar berputar mengarungi angkasa.
Kita adalah burung-burung air
Samudera mengenal bahasa kita
mendengar dan menjawab kita.

Laut adalah Sulaiman
Melangkahlah ke dalamnya dan biarkan air Daud membuat
kita menjadi tetes indah bersama riaknya.
Lautan selalu di sekitar kita,
tapi karena kesombongan dan kealpaan
kadang-kadang kita mabuk laut.

Jangan pindahkan tujuan kita ke yang lebih rendah
Allah Swt adalah tujuan kita…
Illahi Anta Maqshudi, Anta Allah,

Yaa Allah , berilah Kami kepahaman tentang diri-Mu,
karena kami tidak akan memahami-Mu kecuali denganMu….

gazelle run


Monday, June 21, 2004



Musik adalah Pintu Gerbang Keabadian



mUSIK sEMESTA"
yang memiliki telinga ....
tapi tak dapat mendengar kemerduan SUARA....
yang memiliki mata
tapi tak dapat melihat keindahan

Musik dan lagu tak menghasilkan sesuatu yg baru
dihati, musik hanya berfungsi menggerakkan apa yang
sudah ada didalamnya, yang hatinya penuh musik
dan harmoni, yang hatinya terbuka mata keindahan

mendengar musik dgn memahami dan mengaplikasikannya
mendengar musik untuk menghubungkan Jiwa dgn Semesta
dengan Tuhan dan menikmati rahasia kontemplasi
tersingkapnya tabir antara jiwa dan ruhani.

Ruh manusia sangat rentan terhadap irama, dan musik
dapat menyebabkan adanya rasa rindu, sayang, sedih
expansi dan kontraksi..kenikmatan semacam ini
merupakan manifestasi dari pengertian dan pemahaman

Tingkatan Tertinggi Nada
Dalam keadaan terserap dia meloncat Kelautan
Kontemplasi, peleburan diri/fana, membersihkan hati
untuk menyingkap tabir2, menyingkap citarasa ketuhanan

dan menyalakan api cinta yg telah dimiliki hati.
Seperti Api Cinta Ecstacy Rumi
dalam Tarian Sufi Darwis yang Berputar.

Dalam mendengarkan musik, seorang mistikus mampu
memahami keserasian tertinggi, dan ruh manusia masuk
kedalam kesatuan yg tak terbatas dgn Ruh Mutlak.
Musik adalah Pintu Gerbang Keabadian

gazelle run



4 purnama menanti malamMU



empat purnama kutunggu diriMu
ditempat sama, disaat yang sama
tapi Kau selalu berlalu
tanpa kutahu....

kucari tanda-tandaMu
sampai habis waktuku
menjelajah langitMu
yang selalu tak kutemu
kerna kejahatan nafsuku

"Wahai anak Adam, karuniaKu selalu turun padamu
tapi kejahatan kalian naik padaKu tak henti
ketahuilah dunia adalah tempat memasak
sedang akhirat adalah tempat mencicipi"

Allahumma, Ya Allah....
setiap upayaku untuk menjadi baik
tak mustahil akan hancur oleh kelalaianku sendiri
yang selalu larut oleh panasnya hati terhadap sesama
bagikan api yang memusnahkan kayu kering

Allahuma , Ya Allah...
bersihkan diri dari kekejian hati
gantilah dengan perbuatan baik dimasa mendatang

Allahumma, Ya Allah...
ampunilah diriku ini, dengan masa laluku
maupun dengan masa-masa yang belum kulalui
yang nampak maupun yang kurahasiakan

Allahumma , Ya Allah
sesungguhnya hanya Engkau yang mengetahui
segala kekurangan dan keluputan diriku
aku ini begitu aniaya dengan diriku sendiri

gazelle run



kata-kata adalah sebuah selubung



kata-katamu adalah sebuah selubung
hingga ia memaksaku mencari
hingga kemudian ku ikuti jejaknya
meski tak berarti
tapi ini mungkin jejak yang kucari

kata-katamu membuangku jauh sekali
menggelisahkanku mencari makna
agh..meski kata-katamu
tak pernah merupakan realitas
ia tetap memaksaku untuk mencari

gazelle run



"Hearken, hearken to the Reed!"



Hearken to this Reed forlorn,
Breathing, even since 'twas torn
From its rushy bed, a strain
Of impassioned love and pain.

"The secret of my song, though near,
None can see and none can hear.
Oh, for a friend to know the sign
And mingle all his soul with mine!

'Tis the flame of Love that fired me,
'Tis the wine of Love inspired me.
Wouldst thou learn how lovers bleed,
Hearken, hearken to the Reed!"

Mevlana Jalaludin Rumi.



Adam & Iblis



“Apakah yang menghalangimu untuk bersujud kepada Adam
ketika Aku menyuruhmu?, Iblis menjawab,” Karena AKU
lebih baik daripadanya, Engkau ciptakan aku dari api,
sedang Kau ciptakan dia dari tanah (QS 7:11-12).

Inilah kebutaan rohani Iblis, karena tak mampu melihat
makna yang berada diseberang bentuk. Dan kata2nya
merupakan akar dosa-dosa manusia : Kesombongan ,
irihati dan pembangkangan.

Karena bangga diri dan buta hati, manusia tak lagi
memuliakan Nabi, Wali dan Ulama dan orang suci, kata
mereka,”Bagi Tuhan saja sujud kupersembahkan”.

Debu iri menjadi tirai, yang menutup kilauan kebaikan
dari mata penglihatan. Iblis mengucapkan Sumpah
serapah Iblis pada Tuhan,” Karena Engkaulah yang
menjadikanku tersesat, itu kehendakMu. Maka aku akan
menjadikan mereka memandang baik perbuatan maksiat
dimuka bumi” (QS 15:39)

Sebaliknya ketika Adam dan Hawa diusir dari Surga,
mereka berkata,” Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya
diri kami sendiri”. Inilah kepasrahan Adam.
Setelah penyesalan Adam, Tuhan berfirman,”Oh.. Adam
bukankah kuciptakan dosa bagimu, melainkan sebagai
ujian atas ke-imananmu, Mengapa engkau tak
menentangku? Bukankah engkau dapat berkata,"Segalanya
berasal dari Engkau, apapun yg terjadi adalah apa yang
Engkau kehendaki”. Mengapa tak kau katakan dan
membantahKU ?. Adam menjawab,” Aku tahu semua itu Ya
Allah, namun aku tak dapat meninggalkan kesantunan
dihadapan KehadiranMu, Cintaku padaMu tak mengizinkan
aku mencela Engkau “.

Adam tergelincir karena nafsu perut dan birahi. Iblis
tergelincir disebabkan oleh kesombongan dan ambisi.
Adam segera memohon ampunan, sementara Iblis terlalu
sombong untuk menyesalinya.

gazelle run



senja terbaik



di jenjang senja tanah lot
kamera dan lesung pipit
gadis pirang bermata rembulan

menanti senja tenggelam
ketika merahnya masih terasa
terekam mata terekam didada
dibalik pura, dibalik cerita
ketika kita terpikat cita-cita

senja masih belum berlalu
masih terasa manis povertjis
ketika kukecup hangat bibirmu
dan kau tersipu tertunduk malu
menatap haru... biru hatiku

meski saat ini kau telah tiada
pergi entah kemana
bahkan hingga kinipun
ku tak tahu mengapa

tapi senjaku tetap terus berjalan,
goresannya masih terasa didada
dan lukanya turun kehati dan membara

Lewat jalan rahasia yang sama,
kepedihan-kepedihan senja
selalu muncul meninggalkan diri
hampa tanpa kata-kata

gazelle run
(kukorbankan hati bagi dia yang memberiku cinta
dan derita jiwa bagi pecinta )




aku tak ingin dikenal



biarlah hanya jadi puisi disini
tak berwajah tak bernama
aku cuma butuh kau yang kupanggil teman,
sahabat atau kembara jiwaku
layangkan hatimu dan kan kulayangkan ruhku...

aku tak ingin dikenal
meski kala suka,atau kala duka
karena ia menjadi indah
karena kau yang kupanggil teman,
sahabat dan kawan jiwa

seperti kemarin, hari ini
dan bila malam kau datang
kirimlah puisi meski hanya sebaris
bukalah jendela hatimu,
maka kan kau kenal ruhku

kirim gelombang jiwamu
kirim gelombang pikirmu
kirim gelombang gelisahmu
kirim gelombang darahmu
bagi ia yang suka mereguk darah

aku tak ingin dikenal
karena aku ingin pergi dalam diam

gazelle run



Nafasku



karena pada tiap nafas hidup manusia
pasti terjadi taat atau maksiat
nafasku wadah bagi setiap kejadian
agh..jangan terlepas nafas ini
dalam keterkutukan

karena, tiada suatu nafas
terlepas darimu
melainkan disitu pula takdir Allah
berlaku atasmu

jangan nantikan habisnya rintangan
untuk mendekat padaNya
sebab, ia akan memutuskan engkau
dari kewajiban menunaikan hakNya
karena ku tak tahu apa namamu disenja nanti

gazelle run



SIRNA



jauh nian harapan kita
sirna dalam kelam derita
jalanan sepi nan tak bertepi
kerikil tajam menghunjam

tembang cinta lirih membahna
semerbak harum kembang cita
meresap dalam sanubari
sari cinta nan suci

anganku bawalah serta
dalam kereta laju pilu
kenangan lalu nan tetap membara
cintaku layu lagu sendu (3x)

resah hati serasa mati
lolong anjing mencekam sunyi
membuat hatiku tersayat nyeri
kini kau tiada lagi

(lagu & syair : Guruh soekarno putra)



bila dosa dan maksiat



bila dosa dan maksiat
begitu terbuka didepanmu
dan mudah untuk kau lakukan,
berlindunglah pada Allah.
Teteskan air mata penyesalan,
dan minumlah minuman kesedihan

bila dosa dan maksiat
begitu terbuka didepanmu
taburkan debu diatas kepalamu,
perbanyak tangismu didepan sang Kekasih,
mintalah padaNya dikeheningan malam,
lalu ucapkan doa,
"Allahumma irhamni ya Arhama al rahimin"
(Ya Allah yang Maha Pengasih, kasihilah daku)

bila dosa dan maksiat
begitu mudah dan terbuka didepanmu
menyepilah dari duniamu
kunjungi kuburan yang telah mati,
perbanyaklah membaca Al Quran
bersedekalah pada fakir miskin
dan seringlah berdoa :
"Wahai Kau Yang Maha Suci,
pindahkan aku dari kehinaan maksiat
kepada kemuliaan taat padaMu ya Rob"



Cinta adalah mortar dari semua doa



mengapa pertapa meminta sepotong cinta?
karena ia telah melakukan ibadah sepanjang hidup
tapi tak merasakan apa-apa
tanpa cinta, ibadah terasa hambar tanpa rasa

rumah yang dibangun dengan cinta
akan terasa hidup dengan kelembutannya
tanpanya, ia mati karena kerasnya hati

masjid tua dibangun dengan cinta
terasa kehadiran hadirat cinta ilahi
tapi pernahkan terasa kelembutan ilahi
dalam masjid modern dan steril?

Tak....
mereka telah keluarkan cinta dari mortar
bahan cinta telah hilang
tinggal padatnya beton dan hausnya ego

gazelle run



Puisiku untukMu



Kau kira puisi ini untukmu
Tak......
Ini untukku dariMu
Biar aku malu.....
Biar aku tahu.....,
aku hanya hasrat dan nafsu

Kau kira baris ini untuk menasehati mu
Tak.......
Karena ku bahkan tak dapat tolong diriku
Bagaimana kukan menasehatimu
Sedang kemunafikan menyelimutiku
Kadang malaikat, kadang setan jalang
Sehari baik sehari buruk
jalanku bagai pelangi

Allahumma, Ya Allah.....
Aku tak miliki sesuatu
Selain ego, jiwa dan nafsuku
Kutak bisa datangkan kebaikan
Pun keburukan bagi diriku
Leherku ada di genggamanMu
Kutak sanggup menjawab pertanyaanMu
Bahkan jawaban terkecilpun ku tak mampu

Allahumma Ya Allah......
Seluruh hidupku kuhabiskan dalam kekafiran
Perilaku buruk dan perbuatan setan menguasaiku
Tak pernah aku melakukan satu amalanpun
yang Kau terima
Engkau adalah Allah.....Aku adalah hamba..
Jangan usir aku yang datang kepintuMu

Allahumma Ya Allah......
Sejak hari dimana Kau ciptakan atom dan zarahku
Sejak hari Kau tiupkan ruhku dan jiwaku
Dari maya hingga menjadi nyata
Hingga kini.....
Betapa banyak ketak patuhan telah kulakukan
Dari zarahku, jiwaku dan tubuhku....
Aku menyesali semua perbuatanku
Jangan menolakku Ya Rabbi..
jangan tinggalkan diriku pada Egoku
Walau hanya sekejap.....

Allahumma Ya Allah.....
Jika Kau memiliki dua pintu bagi hambamu untuk
memasukinya....
Satu untuk hambaMu yang beriman
Satu untuk hambaMu yang kafir
Masukkan aku dipintu yang digunakan hambaMu yg kafir
Karena ku percaya inilah satu2nya pintu masuk
yang pantas untukku

Allahumma Ya Allah......
Aku datang melangkah padaMu
Meraih maqam al-fana fillah
Aku mohon padaMu melenyapkan diriku
Dalam samudera hadiratMu ya Rabbi
Dalam samudera ke Esa-anmu ya Rabbi
Dalam samudera berkahMu dari bulanMu
Samudera wahdaniyah hingga Maqam al fardani

Allahumma Ya Allah jangan Engkau menolakku
laa hawla walaa quwwatta illa billah il aliyyiil
azhiim (tak ada daya dan kekuatan selain dengan
pertolonganMu)

gazelle run



Kegilaan



di dunia ini tidak ada yang lebih sulit daripada
berdampingan dengan orang gila.
Anggap saja kau telah mempelajari sebuah buku,
membenarkannya dan sepenuhnya mengutipnya,
kemudian seorang yg duduk disampingmu
membacanya dengan salah,
dapatkah kamu tahan???.
Tentu Tidak !!

Akan tetapi jika kamu tidak pernah membaca buku itu,
tidak ada bedanya bagimu,
apakah orang lain membaca dengan benar atau salah.

Kamu tak dapat memberitahukan perbedaannya.
JADI..berdampingan dengan orang gila
adalah sebuah kedisiplinan yang besar

gazelle run



dunia batin



semua bentuk bersumber dari cinta...
imajinasi dan hati kita seperti sebuah ruang depan
pikiran awalnya masuk kedalam ruang depan,
kemudian mereka masuk kedalam rumah
demikianlah, segala hal yang kamu lihat didunia ini,
terlebih dahulu ada dalam dunia batin "

gazelle run



Tamparan dan racun dunia



setiap saat kuterima tamparan
dari dunia tak kasat mata
satu tamparan menghantam
dan kita mengambil arah yang lain

ketika terjerambab dalam dunia rendahan
selalu kumuntahkan kembali racun itu
seperti makan makanan yang membuatku mual
jika tak kubuang racun itu
ia akan jadi bagian diriku

gazelle run


Sunday, June 20, 2004



Ke”absurdan” Perempuan



Maulana Jalaludin Rumi

Ada sebuah cerita tentang kembalinya Nabi Muhammad dari sebuah expedisi yang memakan waktu berbulan-bulan. Nabi bersabda,”Nanti malam kita akan beristirahat di gerbang kota dan masuk keesokan harinya, pukullah genderang dengan keras”. “Wahai Rasulullah, mereka menanyakan apa baiknya kita melakukan hal itu?”
“Karena kalau engkau menemukan istrimu dengan lelaki lain, kalian pasti terluka, dan hasutan akan muncul dari sana”. Meski pun demikian salah satu sahabat tidak mengindahkan perkataan Rasul,dan memasuki kota dan menemukan istrinya dengan lelaki lain.

Rasul mengajarkan bahwa seseorang mesti menahan luka dengan menghindari kecemburuan dan fitnah. Seseorang juga mesti menahan luka akibat perlakuan perempuan. Isa berjuang dengan cara menahan diri dalam kesunyian dan tidak menurutkan godaan seseorang ; cara Nabi Muhammad saw adalah menahan kesewang-wenangan dan kesedihan yang disebabkan perempuan . Apabila kalian tidak mampu mengikuti cara Nabi Muhammad saw, maka ambillah cara Isa as, sehingga kalian tidak tercabut dari kedua cara itu.

Cara Muhammad saw memperbaiki diri dengan menikahi perempuan, menahan kesewenang2an dan mendengarkan ke"absurdan" mereka. Engkau akan mendapat pengalaman spiritual melalui keabsurdan mereka. Setelah engkau mendapat keuntungan tersebut, engkau akan menjadi pengikut kesabaran, meskipun tanpa pertimbangan nalar. Dengan memiliki kedamaian batin, engkau menahan seribu tuduhan dan fitnah karena engkau akan bisa melihat dengan lebih baik dan mempercayai diam2. Kalian akan bilang,” Karena lukalah aku bertahan dan aku mendapat harta yg berharga. Apabila kata2 itu tak berpengaruh saat ini, suatu ketika engkau tumbuh dewasa, kata2 itu akan memiliki pengaruh luar biasa".


Thursday, June 10, 2004



Appearance of Mehdi & Descention of Jesus Christ



Bismillahir Rahmanir Rahim...
Sayyidena Mehdi’s first appearance was in Hijaz, in Mekka, on Mount Arafat. That was around 1960. It was a private appearance, only for Saints. 12000 Awliya/saint came and put their hands on his hand, taking Beyat/pledge with him.

Once, when I was passing through Beirut -Lebanon-, on my way to Cyprus, I met a Sheikh from Lebanon, and I was a guest in his house. He asked me: "What news is your Sheikh giving about Mehdi alaihi salaam peace be upon him ?" I told him, that so and so many years ago we were on Arafat with Mehdi a.s. and 12000 Rijalu’llah, Awliya, and that we all took Beyat with Mehdi a.s. I was with Grandsheikh at that time. He took me with him, like a hunter keeps his dog with him.

When I said this, the Sheikh from Lebanon said: "You are right. I was in Mekka Mukarama the same year with my Sheikh, and we met a person from Sudan. We asked him: "From where are you coming?", and he told us that he had come from Central Africa: "One year ago I was ordered by the Holy Prophet sallallahu alaihi wa sallam peace be upon him to be here this year to take Beyat with Mehdi a.s. I have been walking on foot for one year, and I have reached here..."

So the Awliya have already taken Beyat with Mehdi a.s. in that year. There is a second kind of Beyat, in dreams, for people who are not prepared to meet Mehdi a.s. physically. And now he is waiting for the order, and then common people will take Beyat with him.
He will appear for all people, according to the Lord’s command, in the Great War, Armageddon... There are one hundred and one hindrances which he must overcome, before he can appear. Ninety-nine of those hindrances have passed. Now only two are remaining..

‘Red coloured people’ have come to Afghanistan. They must also come to Pakistan, and then to Turkey. That is the first sign: Russians coming to Turkey... Huge Russian powers will be at the West of Aleppo. They will come up to the plain of Yarmuq(?) near Aleppo. At the same time the American powers will be in Turkey, in Adana, near the sea. There will be a great slaughter in that plain. The War will last three months and during that War, Mehdi a.s. will appear. It will be in a year of the Hajj-ul-Akbar.

Mehdi a.s. will appear on Hajj, where people will take Beyat from him... From there he goes to Damascus. He will make Tekbir 3 times: "Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar!" With those Tekbirs the problem of technology is going to be finished, and it is going to be the signal for all Muslims to attack the devils...
There are 40 stations on Sayyidena Mehdi's way between Mekka and Damascus... He will come to the gates of Damascus, firstly to a place where the foot-prints of the Prophet Muhammad sallallahu alaihi wa sallam peace be upon him and his camel are on a stone... He will enter Damascus, and there the people will take Beyat with him.

Then there are 7 stations on his way from Damascus to Istanbul- Homs, Hama, Trablus, Halep, Konya, Bursa- and in Istanbul he will take out the flag of the Prophet SAW peace be upon him from the Topkapi Palace... But before that, the Padishah will appear and they will meet in Konya, where Mehdi a.s. will put on the sword of the Prophet and his coat, the Amanats/the relic...

After Mehdi has taken out the flag in Istanbul, the Anti Christ will come quickly through Khorasan in Iran, and run to Jerusalem, to go around the whole world from there for 40 days. He is now in chains- imprisoned on an unknown island that no one can approach- because he is saying: "I am your Lord", claiming to be the Lord of mankind, not just a prophet, but the Lord... He cannot move from there. He is Shaitan, the father of all devils. He is giving orders, and he has 30 deputies who are preparing people for his coming... And he is one-eyed...

Muslims are expecting Sayyidena Mehdi a.s. and they are waiting also for Sayyidena Isa/Jesus Christ a.s. to come from the Heavens. Christians are expecting Jesus Christ to come back from the Heavens, too. But the Jews, because they do not believe in Sayyidena Isa and Sayyidena Muhammad sws are still waiting for a Prophet from among themselves to appear...

There will be a heavenly announcement: "The enemy of Allah, Dajjal, has appeared. Whoever wants to save himself from him must go to Damascus, Mekka or Medina". So believers will run because Dajjal will be after them. They will run like streams to Damascus, and all believers must be there for 40 days... Dajjal will go around the whole world, but 700 Angels, 700 Jinn/beings made of smokeless fire who inhabit the earth with us, and 700 Awliya from Budala, Nujaba, Nuqaba, Autad and Ahyar will protect Damascus, so he won’t be able to enter.
Damascus is a holy area, the place of the Judgement Day, where twice a day come Nur, Divine Lights, and Mercy. This area covers all that a man can see from the minaret of the Omayyad Mosque, and its Baraka/blessing spreads for a distance of six or seven days’ camel ride in all directions.

After 40 days, Jesus alaihi salaam peace be upon him will come down from the Heavens. It will be the time of the Fajr prayer, when he comes down in the Omayyad Mosque in Damascus. He is coming down to a minaret of that Dome in the East, under which Sayyidena Yahya a.s., John the Baptist, is buried. Two Angels will protect him with their wings, and bring him down to earth. He will be wearing a green turban, and he will be shining. He has the most beautiful face, rosy and white. His beard is red, and he is sweating. And he has a sword. When he was on earth, he never touched a sword, but now he is coming as a Saviour, to save people from the hands of the Anti-Christ. His sword is a miraculous sword, a heavenly sword. It can reach any point to where he sends it. The Lord gave it to him...

He is not coming as a Prophet anymore, but as a member of the Ummah/nation of Sayyidena Muhammad sws, following his Shariat. Sayyidena Mehdi a.s. will offer the place to Jesus to be Imam, but Jesus will refuse. Sayyidena Mehdi will lead the prayer once, and after that Jesus will be Imam... And Sayyidena Mehdi a.s. will be with him for 7 years...

Jesus will kill the Anti-Christ, break the crosses, and make clear the truth about himself and his mother Sayyidena Mariam... He will govern the Heavenly Kingdom on earth for 40 years. In his time, all technology will be destroyed, and everyone will be given miraculous powers, so that when you look somewhere and you say: "Bismillahir Rahmanir Rahim, by Your Divine Permission, oh My Lord, You honoured me to be Your deputy, I ask of You", and if He gives permission, you may put your step from here to there.

After Jesus has killed the Anti-Christ, there will be no more devils and evil in his time...people will live a life like in Paradise, Paradise appearances, Tajallis/visions, will come on them... At that time, the purpose of Allah’s creation will appear.
Isa a.s. will marry and have children. When he is going to die, he will be buried in Medina, in the fourth tomb next to the Holy Prophet, S.Abu Bakr and S.Omar radiyallahu anh may Allah be well pleased with them, that is empty now.

Then all believers will die by a sweet scent from Paradise. Everything terrible after that will come to the unbelievers, who will have started to re-appear during Jesus’ time... And the world will come to its end



Position of My Teacher



Position of Grandsyaikh Nazim Adil al Haqqani

The Grandmaster, Grandshaykh Muhammad Nazim Adil
al-Haqqani, is the Spiritual Leader of the blessed
Naqshbandi Sufi order of the Sufis (tariqah an-
Naqshbandiyya-t-il-‘awliya). He is now the King of the
Saints, the appointed Sultan ul-Awliya, the 40th
Grandmaster the Sultan of the Naqshbandi Tariqat, and
the last Grandshaykh before the arrival of the
Mahdi(a.s) and Isa(a.s), Jesus son of Mary.

In the Naqshbandiya teaching the knowledge was always
passed on by earlier Grandmasters that the Mahdi(a.s)
and Isa(a.s), Jesus son of Mary, would appear on earth in
the days of the 40th Naqshbandi Grandshaykh.

During every age there is a Saint responsible for all
this Lights. In our time this responsibility is given
to Grandshaykh Muhammad Nazim as he is now the
representative of the Holiest Prophet Mohammad(S.A.W)
and also of all the 124,000 Prophets. When Grandshaykh
Abdullah ad-Dhaghistani(Qad) left this world this
secret was given to his successor Grandshaykh Muhammad
Nazim al- Haqqani in Tave Mugallam in a very big
ceremony, and from this time onwards he became
responsible for all of creation- the Humans, Jinn's,
Angels, animals, trees, Earth, stars and everything
that is created from the Lights of the Holiest Prophet
Muhammad(S.A.W)

Grandshaykh Muhammad Nazim Adil al-Haqqani is the
Sultan ul-Awliya of this age. Most people think that
the rank of Qutub ul-Qhauz is the highest because thy
have no knowledge of the rank of Sulan ul-Awliya.
Grandshaykh Muhammad Nazim was given the rank of Qutub
ul-Qhauz 40 years ago by his Grandshaykh. When
Grandshaykh Abdullah Al Faiz ad-Daghistani(Qad) passed
away from this earth, Grandshaykh Muhammad Nazim
became the Sultan ul-Awliya and he granted the rank of
Qutub ul-Qhauz to someone else. In actual fact the
rank of Qutub ul-Qhauz in comparison to the rank of
Sultan ul-Awliya is very low.

The station of Qutub ul-Qhauz entails the function of
arranging the needs of the physical bodies of the people
for example to have their food and to have the mercies of
Allah Almighty come to them. The Sultan ul-Awliya however
deals with the hearts, the soul and the spirit of
humanity. He is the one who makes them always to be
with Allah Almighty in the place where the Holy
Prophet(S.A.W) made sasjda(prostration) on the night
of Mihraj.

The Sultan ul-Awliya is the Khalifatullah of the time
and he represent the Holiest Prophet Muhammad(S.A.W)
while the other Saints represent one of the other
124,000 Prophets. As all the other Prophets are also
represented by the Seal of Prophet Seyyidina
Muhammad(S.A.W), the Sultan ul-Awliya of the time also
has the tajalli and the power of all the 124,000
prophets. The representative of Allah Almighty during
one particular age is only one and in this time end
age he is the Sultan ul- Awliya and Khalifatullah of
this time. As the Khalifatullah or the representative
of Allah Almighty in our time it is Grandshaykh
Muhammad Nazim who is inside the Ka'abatullah.

The Ka'abatullah is also known as the Baitullah or the
House of Allah. Allah Almighty is everywhere but
specially in the Baitullah as He has Himself called
the House of the Lord, the Lord of the House must be
in it. The Lord of the House is represented by His
Khalifatullah who in this time is Grandshaykh Muhammad
Nazim Adil al-Haqqani. The rank of Sultan ul-Awliya in
Tariqat means the rank of the Saint who possesses the
secret of the Holiest Prophet(S.A.W). This secret was
put in the heart of the Holiest Prophet(S.A.W) by
Allah Almighty. Thereafter the Holiest Prophet (S.A.W)
transmitted this secret to the heart of Abu Bakr
as-Siddiq(r.a) Thereafter this secret has been
transmitted right down to our times through the Golden
Chain of Spiritual Transmission of the Naqshbandi
Tariqat(Silsila).

The Golden Chain of the Sheiks (taken from : http://www.uksufi.co.uk/sheik_nazim_lineage.htm)



Give me light!




I live only to do Thy will,
My lips move only in praise of Thee
O Lord, whoever become aware of Thee
Casteth out all else other than Thee.

O Lord, give me a heart
That I may pour it out in Thanksgiving
Give me life, That I may spend it
In working for the salvation of the world.

O Lord, give me understanding
That I stray not from the path
Give me light, To avoid pitfalls.

O Lord, give me eyes
Which see nothing but Thy glory.
Give me a mind,
That finds delight in Thy service.
Give me a soul
Drunk in the wine of Thy wisdom.



Monday, June 07, 2004



Terlepas dari Ketertarikan Dunia



Perbaiki dirimu dan tinggalkan olehmu kegelisahan dunia
sesuai kemampuanmu.Nabi Muhammad saw bersabda,”Lepaskan
dirimu dari bingungnya urusan dunia, sejauh kemampuanmu “

Kalau kau mengetahui apa yang kau cari, kalau dunia kau
peroleh, engkau akan menjumpai kelelahan. Kalau kau menaruh
perhatian yang berlebihan pada dunia niscaya kau akan merugi.
Bebaskan diri dari urusan dunia, lepaskan perhiasan dunia,
lucuti pakaian hawa nafsu. Karena kesungguhan diri beribadah
pada Allah adalah sebuah hidayah.

Kalau ingin bahagia, engkau harus memiliki ketenangan lahir
dan batin. Bersabarlah atas pemberian Allah, hindari prasangka
buruk atasNya, karena Dia menyayangimu.
“ Boleh jadi engkau membenci sesuatu, padahal itu amat baik bagimu, dan boleh jadi pula engkau menyukai sesuatu,padahal ia amat buruk bagimu” (Al Baqarah 216)

Barangsiapa menginginkan jalan menuju keridhaan Allah , maka
didiklah hawa nafsumu sebelum mendidik perbuatanmu.
Bersungguh2lah sampai engkau mendapat ketenangan.
Jangan turuti nafsu kecuali engkau telah melatih nafsumu dengan pelajaran dan perilaku baik. Dengan bersungguh2 mata akan terbuka
dan kebodohan tak akan menghampiri kita.Hal ini membutuhkan pengikat dan waktu yang panjang, tidak dating begitu saja.

Pukullah nafsumu dengan cambuk lapar, cegahlah kehendaknya. Engkau harus bisa bertahan, karena nafsu hanya bisa berdusta dan tak pernah benar. Janjinya bohong dan Iblis adalah pentolannya. Dia tak punya kekuatan untuk memusuhi orang yang beriman.

Allah tidak memberi cobaan kepadamu kecuali disana ada hikmah dan faedah. Kalau kau didera musibah, ingatlah dosa2mu. Mohonlah
kesabaran padaNYA, perbanyak istigfar dan bertaubatlah segera. Bergaulah dengan para kekasih Allah, alim ulama dan teman yang
bila kau melihatnya, mengingatkanmu akan Allah.

Wahai para pelanglang buana, Wahai para pelancong dunia
Peganglah erat-erat petunjukKu, Hingga sampai ditujuan,
jangan kau keluar dari petunjuk, Maka kau akan Kuberi petunjuk.
Bagaimana kau akan berperilaku baik, kalau tak berteman dengan
Kawan yang berperilaku sopan santun,Bagaimana kau akan menimba ilmu, kalau kau tak senang dengan gurumu.

(Syekh Abdul Qadir Jailani)



La Complainte de la Butte



Rufus Wainwright,lyrics by Jean Renoir

La lune trop blême, Pose un diadème
Sur tes cheveux roux, La lune trop rousse
De gloire éclabousse,Ton jupon plein d'trous

La lune trop pâle, Caresse l'opale
De tes yeux blasés,Princesse de la rue
Soit la bienvenue, Dans mon coeur blessé

The stairways up to la butte can make the wretched sigh
While windmill wings of the moulins shelter you and I

Ma p'tite mandigote, Je sens ta menotte
Qui cherche ma main, Je sens ta poitrine
Et ta taille fine, J'oublie mon chagrin

Je sens sur tes lèvres, Une odeur de fièvre
De gosse mal nourri, Et sous ta caresse
Je sens une ivresse,Qui m'anéantit

The stairways up to la butte can make the wretched sigh
While windmill wings of the moulins shelter you and I

Mais voilà qu'il trotte,La lune se flotte
La princesse aussi,La la la la la
La la la la la, Mon rêve évanoui

Les escaliers de la butte sont durs aux miséreux
Les ailes des moulins protégent les amoureux

gazellerun, moulin rouge paris 1999



Nature Boy



Words and Music by Eden Ahbez
David Bowie/Massive Attack

(Spoken Ewan McGregor:)
This story is about love
The woman I love,Loved is dead

There was a boy, A very strange
Enchanted boy, They say he wandered
Very far, very far,Over land and sea
A little shy and sad of eye
But very wise was he

And then one day, One magic day
He passed my way,While we spoke
Of many things, Fools and kings
This he said to me,"The greatest thing
You'll ever learn,Is just to love and
Be loved in return"

(from album Moulin Rouge)



Sufi Meditation



Ilustrasi Langkah demi Langkah tentang Meditasi Sufi

Sasaran dan maksud Meditasi ( Muroqobah,Rabita Sharif)adalah untuk memperaragakan kehadiran terus-menerus ke dalam realitas Shaykh. Semakin seseorang memelihara pelatihan ini, semakin terungkapkan manfa’atnya dalam kehidupan sehari-harinya sampai pada titik dia mencapai tataran nihil dalam hadhirat Shaykh. Orang harus tahu betul bahwa Shaykh adalah jembatan antara (dunia) ilusi dan benar (nyata = realitas) dan dia berada di dunia ini hanya untuk tujuan itulah.

Jadi Shaykh adalah seutas tali (tambang) khas yang diulurkan kepada siapapun yang mencari kebebasan (dari ilusi), karena hanya dia yang dapat memberikan layanan sebagai penghubung (link) antara seseorang yang masih terikat kepada dunia ini dan Hadhirat Ilahi. Agar menjadi nihil dihadapan dan keberadaan Shaykh adalah menjadi nihil dalam kenyataan, dalam Hadhirat Ilahi, karena memang sesungguhnya disitulah dia berada.

Langkah - 1 :
Bayangkan dirimu berada di hadapan Shaykh. Sampaikam salammu. Tutup matamu. Pandanglah melalui Mata Jantung. Jangan mencari wujud muka, hanya Auranya saja, ruhaniah.

Sebagai awal murid dapat memulai praktek Muraqabah ini untuk jangka waktu pendek dari 5 sampai 15 menit, dan secara bertahap menjalaninya menuju jangka waktu yang lebih panjang, bahkan merentang sampai berjam-jam sekali sessi. Yang terpenting adalah bahwa seseorang mempertahankan sebuah praktik yang ta’at azas (consistent) untuk mendapatkan manfa’at praktid. Adalah berlipat kali lebih baik dan bijaksana untuk bertahap pada sessi yang pendek secara harian daripada disiplin dan praktek yang acak. Sebuah upaya kecil yang dilakukan secara ta’at azas akan menghasilkan kemajuan luar biasa dalam waktu (keseluruhan) yang singkat.

Mengulang wudhu dan shalat 2 raka’.
3x Shahada [ Kalimatu shahada (3 kali): Ashhadu an la ilaha illa-lah, wa ashhadu anna Muhammadan rasulu-lah]
100-200x Istighfar [Astaghfirul lahal `Atheem wa atubu ilayh ]
3x Surah Ikhlas [Qul hu Allah hu Ahad Allah hu Samad Lam yalid wal lam ulad wa lam lakon la hul kofuone ahad ]
Fatiha (baca fatiha)]
Minimum 200x mencari dukungan dan kehadiran Mawlana Shaykh (Q): “Madad ya Sayyidi, Madadul-Haq” mengulang Dhikr.

Langkah - 2
Mata tertutup; mohon izin untuk menyambung cahaya (nur) beliau kepada jantungmu dan cahaya (nur) mu kepada jantung beliau. Bayangkan sebuah kontak dua arah dan kemudian, baca awrad di atas.

Ketika seseorang duduk bermeditasi dan menutup matanya, orang itu mem-focuskan pikirannya pada satu titik tunggal. Dalam hal ini titik itu biasanya adalah konsep dari mentor spiritualnya, yaitu : dia mem-fokuskan seluruh kemampuan kesaksiannya memikirkan dengan konsentrasi penuh tentang guru spiritual nya, agar supaya mendapatkan gambaran (image) mentor nya pada layar mental, selama dia masih berada dalam status meditasi itu. Sifat (properties), karakteristik dan potensi yang terkait dengan sebuah gambaran (image) juga dipindahkan pada layar pikiran ketika gambaran (image) itu terbentuk pada layar mental dan pikiran menerimanya sesuai dengan itu.

Sebagai contoh, seseorang sedang memperhatikan api. Ketika gambaran (image) api itu dipindahlan kepada layar pikiran, suhu dan panas api itu terekam oleh pikiran. Seseorang yang hadir dalam sebuah taman menikmati kesegaran dan kesejukan pepohonan dan tanaman dalam taman itu untuk menciptakan gambaran itu semua pada layar pikirannya. Begitu juga ketika gambaran mentor spiritual dipindahkan pada layar pikiran, Ilmu yang Dihadirkan (the Presented Knowledge) yang beroperasi dalam diri guru spiritual, juga ikut dipindahkan dengan gambaran itu dan pikiran murid secara bertahap menyerap (assimilates) hal yang sama.

Langkah-3

Duduk bersimpuh, yang rapi, tetap bersimpuh, mata tertutup, tangan di tempat, mulut tertutup, lidah ditekuk ke atas, napas terkendali, kuping mendengar Quran, Salawat atau suara sendu. Ruang gelap.

Meditasi, memikirkan tentang mentor spiritual, sebuah upaya untuk mem-fokuskan dengan konsentrasi pikiran kita kepada seseorang, sehingga image nya dapat dipantulkan secara berulang pada layar pikiran kita, (maka) kita terbebaskan dari keterbatasan indera. Makin sering sebutir pikiran di tayangkan pada layar mental, makin jelas pula formasi (pembentukan) sebuah pola dalam pikiran itu. Dan, pola pikiran demikian ini, dalam istilah spiritualitas, disebut 'pendekatan pikiran’.

Ketika kita membayangkan mentor spiritual atau 'Shaykh', sebagai sebuah hal dari hukum eternal, ilmu Elohistic Attributes yang beroperasi dalam Shaykh dipantulkan pada pikiran kita dengan ulangan yang berkali-kali menghasilkan pencerahan pikiran dari murid dengan cahaya nur yang berfungsi dalam diri Shaykh dan dilimpahkan kepadanya. Pencerahan jantung murid berusaha mencapai tataran atau tahap Shaykhnya. Dalam Sufism, keadaan ini disebut 'Kedekatan' (nisbat). Cara terbaik dan telah teruji untuk menikmati kedekatan, menurut spiritualitas, adalah hasrat kerinduan dari cinta.
Pikiran Shaykh terus menerus mengirimkan (transfer) kepada murid spiritualnya sesuai dengan kobaran cinta dan rindu akan Shaykh, yang mengalir di dalam diri murid dan ada datang satu saat ketika cahaya nur beroperasi dalam diri Shaikh yang sesungguhnya adalah pantulan Tampilan Indah Ilahi yang dipindahkan kepada murid spiritual itu. Hal ini memungkinkan murid spiritual untuk membiasakan diri dengan Cahaya Gemilang dan Tampilan Indah. Keadaan ini, dalam istilah sufism, disebut ' Menyatu dengan Shaykh’ (Fana fi Shaikh). Cahaya Shaikh dan Tampilan Indah gemilang yang beroperasi dalam diri Shaykh bukanlah ciri pribadi Shaykh. Sebagaimana halnya murid spiritual, yang dengan perhatian dan konsentrasi penuh dedikasi, menyerap (assimilasi) ilmu dan ciri khas Shaykhnya, maka Shaykh juga menyerap ilmu dan busana (ciri = attributes) Nabi (s.a.w.) dengan perhatian dan konsentrasi penuh dedikasi pikiran.

Langkah - 4
Posisi duduk : Posisi Teratai (yoga Lotus) adalah oke, Wudu Ritual Wudhu adalah kunci sukses. Kapal Nabi Nuh a.s. melawan banjir kebodohan (cuek). Kebersihan adalah dekat dengan iman (ilahiah). Ingat bahwa bukanlah saya yang menghitung bahwa saya adalah bukan apa-apa, saya dan aku harus melebur kedaalm dia. Shaykh ku, Rasul ku , menggiring kepada Rabb ku..

Dhikr dengan penolakan (laa ilaha) dan pembenaran (illa Allah), dalam tradisi Shaykh Naqshbandi, mensyratkan bahwa murid (sang pejalan) menutup matanya, menutup mulutnya, menekan giginya, melekatkan lidahnya ke langit-langit mulutnya, dan menahan (mengatur) napasnya. Dia harus membaca dhikr itu melalui jantungnya, dengan penolakan dan pembenaran, memulainya dengan kata LAA ("Tidak"). Dia mengangkat "Tidak" ini dari titik (dua jari) di bawah pusar kepada otaknya. Ketika mencapai otaknya kata "Tidak" mengeluarkan kata ILAHA ("sesembahan"), bergerak dari otaknya ke bahu Kanan, dan kemudian ke bahu Kiri di mana dia menabrak jantungnya dengan ILALLAH ("kecuali Allah"). Ketika kata itu mengenai jantungnya energi dan panasnya menjalar/ memancar ke sekujur tubuhnya. Sang pejalan yang telah menyangkal semua yang berada di dunia ini dengan kata-kata LAA ILAHA, membenarkan dengan kata-kata ILLALLAH bahwa semua yang ada telah dilenyapkan di Hadhirat Ilahi.

Langkah - 5

a. Posisi Mulut dan Lidah
Menutup matanya,Menutup mulutnya,Menekan giginya,
Melekatkan lidahnya pada langit-langit mulutnya, dan menahan napas.
dari saat-ke-saat untuk memperlambat napas dan getaran jantungnya.

Tangan membawa rahasia yang dahsyat, mereka itu seperti parabola satelit (antene) mu, pastikan bahwa mereka itu bersih dan berada dalam posisi yang semestinya. Jadi ketika kamu memulai dengan tangnmu itu, menggosok-gosoknya, ketika mencucinya dan menggosok gosoknya untuk mengaktifkan mereka, itu adalah tanda dari (angka) 1 dan (angka) 0, dan kamu sedang mengaktifkan proses kode yang diberikan Allah melalui tangan itu. Kamu mengaktifkan mereka.

Mereka memiliki titik sembilan peluru (bullet?) yang terdiri dari keseluruhan sistem, seluruh tubuh. Ketika engkau menggosok jari-jari itu, engkau sesungguhnya mengaktifkan 99 asma-ul’husna Allah.

b)Dengan mengaktifkan mereka engkau mengaktifkan 9 titik dalam
tubuhmu.
c)Dan ketika mengaktifkan mereka, itu adalah seperti menghidupkan penerima (pada rqadio/tv), energi mengalir masuk, itu mulai berfungsi untuk dapat menerima, memecahnya dalam bentuk kode digital yang dipancarkan keluar seperti gambar atau suara sebagaimana kita kenal di zaman ini (radio dan tv).
d)Demikian juga halnya dengan tangan yang saling mengelilingi, itulah mengapa ketika kita menggosok-gosokkan dan membuka mereka, mereka mulai bertindak seperti lingkaran satu terhadap lainnya, menampung apapun energi yang datang, dan mereka ini mengkelolanya . Lihatlah pada bagian Rahasia Tangan ( See Section on Secrets of Hand)

Langkah - 6

Posisi Tangan :
Jempol dan telunjuk memperagakan posisi "Allah Hu" untuk kuasa/kekuatan terbesar. Tangan diberi kode dengan kode angka, tangan kanan "18", tangan kiri "81" masing-masing dijumlahkan keduanya menjadi 9 dan dua 9 menjadi 99 . Tangan diberi karakter dengan asma-ul’husna Allah. Dan nama ke 99 dari Rasul adalah Mustafa..
(lebih banyak lagi di depan)…..

Bernapas dengan Sadar ("Hosh dar dam")

Hosh artinya "pikiran." Dar artinya "dalam." Dam artinya "Napas." Itu artinya, menurut Mawlana Abdul Khaliq al-Ghujdawani (q), bahwa " Missi paling penting bagi pejalan dalam thariqat ini adalah menjaga napasnya, dan dia yang tidak dapat menjaga napasnya, akan dikatakan tentang orang itu, 'dia telah tersesat/kehilangan dirinya.'"
Shah Naqshband (q) berkata, "Thareqat ini dibangun di atas (dengan pondasi) napas. Jadi adalah sebuah keharusan untuk semua orang menjaga napasnya dikala menghisap dan membuang napas, dan selanjutnya untuk menjaga napasnya dalam jangka waktu antara menghisap dan membuang napasnya."

"Dhikr mengalir dalam tubuh setiap makhluq hidup oleh keharusan (kebutuhan) napas mereka – bahkan tanpa kehendak – sebagai sebuah tanda/peragaan ketaatan, yang adalah bagian dari penciptaan mereka. Melalui napas mereka, bunyi huruf "Ha" dari Nama Ilahiah Allah dibuat dengan setiap membuang dan menghisap napas dan itu adalah sebuah tanda dari Jati Diri (Dzat) Gaib yang berfungsi untuk menekankan Kekhasan Allahu Shamad. Maka adalah penting untuk hadir dengan napas seperti itu, agar supaya menyadari (merasakan) Jati Diri (Dzat) Maha Pencipta."
Nama 'Allah' yang meliputi sembilan puluh sembilan asma-ul’husna terdiri atas empat huruf, Alif, Lam, Lam dan Hah yang sama –dengan suara napas - (ALLAH). Masyarakat Sufism mengatakan bahwa Dzat Allah SWT yang paling gaib mutlak dinyatakan oleh huruf terakhir itu yang dibunyikan dengan vokal Alif, "Ha." Ini mewakili Gaib Absolut Dzat Nya Allah SWT .

Memelihara napasmu dari kelalaian akan membawa mu kepada Hadhirat sempurna, dan Hadhirat sempurna akan membawamu kepada Penampakan (Visi) sempurna , dan Penampakan sempurna akan membawamu kepada Hadhirat (Manifestasi) asma-ul’husna Allah yang sempurna. Allah membimbingmu kepada Hadhirat asma-ul’husna Nya, karena dikatakan bahwa, " Asma Allah adalah sebanyak napas makhluq."

Hendaknya diketahui oleh semua orang bahwa melindungi napas terhadap kelalaian sungguh sukar bagi para pejalan. Maka mereka harus menjaga nya dengan memohon ampunan (istighfar) karena memohon ampunan akan membersihkannya dan mensucikannya dan mempersiapkan sang pejalan untuk (menjumpai) Hadhirat Benar (Haqqu) Allah dimana-mana.

Langkah-7

Bernapas,Menghirup melalui hidung - Dhikr = "Hu Allah", bayangkan cahaya putih memasuki tubuh melalui perut. Menghembus – melalui hidung - Dhikr= "Hu", bayangkan hitamnya carbon monoxide adalah
semua perbuatan dosamu dikuras / didorong keluar dari dirimu.

"pejalan bijak harus menjaga na pasnya dari kelalaian, seiring de- ngan masuk dan keluar nya napas, dengan demikian menjaga jantung nya selalu dalam Hadhirat Ilahi; ; dan dia harus menghidupkan napasnya dengan ibadah dan pengabdian dan mempersembahkankan pengabdiannya itu kepada Rabb nya dengan segenap hidupnya, karena setiap napas yang dihisap dan dihembuskan dengan Hadhirat adalah hidup dan tersambung dengan Hadhirat Ilahi. Setiap napas yang dihisap dan dihembuskan dengan kelalaian (cuek) adalah mati, terputus dari Hadhirat Ilahi."

Untuk mendaki gunung,sang pejalan harus melintasi dari dunia Bawah menuju Hadhirat Ilahi. Dia harus melintasi dari dunia ego keberadaan sensual (sensasi) menuju kesadaran jiwa terhadap Al Haqqu..
Untuk membuat kemajuan dalam perjalanan ini, sang pejalan harus membawa ke dalam jantungnya gambaran Shaykh nya(tasawwur), karena itu adalah cara paling kuat untuk melepaskan diri dari cengkeraman sensual (sensasi) nya. Shaykh menjadi, dalam jantungnya, cermin dari Dzat Absolute. Jika dia berhasil, kondisi penisbian diri (ghayba) atau "absensi" dari dunia sensasi, muncul dalam dirinya. Sampai kepada tahap bahwa keadaan ini menguat dalam dirinya, (dan) keterikatannya kepada dunia sensasi melemah dan menghilang, dan fajar dari Level Hilang Mutlak Tidak Merasa Selain Allah mulai menyinari dirinya.
Derajat tertinggi maqam ini disebut fana'. Demikianlah Shah Naqshband (q) berkata :

"Jalan terpendek kepada sasaran kita, yaitu Allah SWT mengangkat tabir dari Dzat Wajah Nya Yang Ahad yang berada dalam semua makhluq ciptaan Nya. Dia melakukan itu dengan (melalui) maqam ghayba dan fana', sampai Dzat Agung (Majestic Essence) menyelimutinya dan menghilangkan (melenyapkan) kesadarannya akan segala sesuatu selain Dia. Inilah akhir perjalanan untuk mencari Allah dan awal dari perjalanan lainnya."
"Pada akhir Perjalanan Pencarian dan Level Ketertarikan datanglah Level Perendahan Diri dan Penihilan. Sasaran ini adalah untuk segenap ummat manusia sebagaimana disebut Allah dalam al Qur'an: 'Aku tidak menciptakan Jinn dan Manusia kecuali untuk beribadah kepada Ku.' Beribadah disini berarti Ilmu Sempurna (Macrifat)."

Langkah - 8

Memakai (membawa) busana Shaykh :
3 tahap perjuangan yang berkesinambungan Memelihara Cinta Nya {Muhabat}, Memelihara Kehadiran Nya { Hudur}
Melaksanakan Kehendak Nya atas diri kita { Annihilasi atau Fana}.
Kita memiliki cinta kepada Nya, jadi kini pakailah (kenakanlah) Cahaya Nya dan selanjutnya bayangkan segala sesuatunya dari titik (sudut) ini, dengan busana yang kita kenakan itu. Ini adalah penopang hidup (life support) kita. Kamu tidak boleh makan, minum, shalat, dhikr atau melakukan apapun tanpa membayangkan Bayangan Shaykhs pada kita. Cinta ini akan menyatu dengan Hadhirat Ilahi, dan ini akan membuka pintu Penihilan ke dalam Nya.

Semakin seseorang menjaga ingatan untuk mengenakan busana dengan dia (Shaykh) semakin meningkatlah proses Penihilan itu berlangsung. Kemudian penuntun (guide) itu akan meninggalkan (menihil diri) diri mu di hadirat Rasul Allah Sayedena Muhammad {s.a.w.}. Dimana sekali lagi kamu akan menjaga cinta (kepada) Rasul {Muhabat}, menjaga Hadirat nya { Hudur}. Laksanakan kehendaknya atas diri kita {Penihilan atau Fana}. Fana fi Ma Shaykh , RasulAllah, Allah..

Penihilan Fana :
Dalam keadaan spirit murid menyatu dengan spirit Shaykhnya kemampuan Shaykh akan diaktifkan dalam diri muridnya, karena itu Shaikh menikmati kedekatan Nabi (s.a.w.). Dalam situasi ini, dalam istilah sufism, disebut ‘Penyatuan dengan Rasul’ (Fana fir Rasul). Ini adalah pernyataan Nabi (s.a.w.), "Saya seorang manusia seperti kamu, namun saya menerima ilham (revelation)'. Jika pernyataan ini dicermati, didapatlah bahwa kemuliaan (exaltation) Nabi terakhir ini adalah bahwa dia menerima Ilham (Revelations) dari Allah, SWT, yang mencerminkan Ilm-e-ladduni; ilmu yang diilhamkan langsung oleh Allah, Pandangan Cantik (Beatific Visions) Allah dan Cahaya Gemilang kepada Jantung Nabi s.a.w.

Dalam keadaan 'Penyatuan dengan Nabi s.a.w.' seorang murid karena emosinya, kerinduannya dan cintanya secara sedikit demi sedikit, langkah demi langkah, berassimilasi dan mengenali ilmu Nabi Suci s.a.w.. Kemudian datanglah saat paling berharga (yang ditunggu-tunggu) ketika ilmu dan pelajaran dipindahkan (transferred) dari Nabi Suci s.a.w kepadanya sesuai dengan kapasitas nya.

Murid itu menyerap karakter Nabi Suci s.a.w. sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya dan karena kedekatannya dengan Nabi Suci s.a.w. dan dukungannya dia dapat mencapai keadaan ketika dia mengenali Rabbil ‘Alamin, ketika Dia menguraikan dalam al Qur’an, ‘Ya, sesungguhnya Engkau adalah Rabbi!. Kedekatan ini, dalam sufism, disebut Penyatuan dengan Allah' (Fana fi-lah) atau singkatnya wahdat. Setelah itu, jika seseorang dikaruniai dengan kemampuan, dia akan membuat explorasi di daerah yang tentangnya cerita (narrasi) tidak lagi memiliki kata-kata untuk menjelaskan nya , karena kepekaan dan kehalusan (situasi) nya.

Langkah 9

Menjadi sesuatu yang tidak ada, kendaraan sebening kristal untuk siapapun yang ingin mengisi keberadaanmu dari Allah Malikul Mulk.
Dalam keadaan 'Penyatuan dengan Nabi Suci’ seorang murid karena emosinya, kerinduannya dan cintanya secara bertahap, langkah demi langkah, berassimilasi dan mengnali ilmu dari Nabi Suci s.a.w..

( Write by As-Sayed Nurjan Mirahmadi, translation by Sutono )


Friday, June 04, 2004



Servanthood



Everything, goodness or badness, is a test for
mankind, because they have been choosen as Devine
servants. An astronaut can’t go to space without
difficult testing and training first.
What about for heavens..?

The aim of our existence through this world is
servanthood. The only reality of our being is
servanthood for Allah Almighty. If you know it, you
will be asked what you did with that knowledge. This
is perhaps the most important point through the life
of man.

It is the highest honour for mankind to be Allah
servants, and there is no honour above this.
Everything was created for a purpose, donkey to carry
your load, sheep for your eating & drinking. For what
were we created? For Devine service and nothing else.

Our ego is kicking like an animal and not accepting to
be a servant. Take only what is necessary from this
life, and leave the rest for Allah’s service. The
largest part of our mind is for preparing ourselves,
our feelings, our physical being and or souls, to be
a perfect servant in Devine presence

( Teaching from Mawlana Sheikh Nazim Adil al Haqqani :
Servanthood & What It is )



Ruh dan jiwa



dialam ruh
jiwa telah bertemu
ruhku telah berdzikir
50.000 tahun sebelum bumi tercipta,
dia mencari dialam fisik ini
apa yang berasal darinya...

gazellerun, kontemplasi 2004



5.30 pagi Diatas Fly Over Cawang



sinar matahari pagi ini aneh sekali
seperti khayal gambar anak-anak
matahari dengan sinar merah dan langit biru
berselang seling..merah, biru, merah, biru

cahaya matahari pagi ini eneh sekali
tak kutemui 40 tahun sekali..
tak juga dipagi puncak eifel
tak juga dipagi menara empire
tak juga diatas 3.330 m merapi
tak juga dibatas dingin min duapuluh Mount Titlis

cahaya matahari pagi ini aneh sekali
diatas fly over cawang 5.30 pagi
tanda tanda pagi al mahdi
tanda-tanda akhir jaman makin meninggi
setelah hallo matahari dan mars memerah
ditengah gema Allah..Allah..Allajh Azza Wa Jalla

cahaya matahari pagi ini aneh sekali
ketika tak kurangkul lagi kantuk dan malas
ketika malam tanpa tidur
ketika subuh tanpa keheningan
hanya gumam dzikir..hanya gumam senandung qur'an
hanya gumam salawat nabi..

cahaya pagi ini aneh sekali
diatas fly over cawang kurekam cahaya
kutangkap dalam dekapan hati
kusimpan dalam jantungku menyambut al-mahdi
merahnya sinar matahari merahnya dia al mahdi

cahaya pagi ini aneh sekali

gazellerun
fly over cawang : 5.30 : 8 april 04



Purnama diatas Pulau Putri



11.30 malam ditengah musola kecil pulau putri
diatas langit purnama dan mars berdekatan mesra,
aghh....ada hatiku dan jiwaku diatas sana
berdampingan bersama nabi bersama mahdi

ombak dan angin dan sisa unggun..
dari keriaan malam..ditengah musik dunia
terdengar aneh ketika kudendangkan salawat
dan salam padamu ya nabi

Allahumma Ya Allah..
purnama dan mars diatas pulau putri
aku bernyanyi disaksikan nabi dan mahdi,..
harusnya aku malu lupa bersalawat padamu
harusnya aku malu lupa menyampaikan pesanmu

Allahumma...Ya Allah...
waktuku semakin mendekati akhir..
waktuku tak ada sisa lagi bagi dunia
sehari dingin sehari panas..
membara suhu tubuhku ditengah malam dingin
ditengah musola kecil dipulau putri..

diujung pulau seribu..
ada purnama dan mars bergandengan mesra
nabi dan mahdi tersenyum menatapku
meski kusimpan remuk redam didalam
kucoba untuk tersenyum padamu purnama

diujung ombak, diujung malam
ketika keheningan subuh kulantunkan adzan
dari musola kecil ditengah pulau putri
memanggilmu masih terlelap
ketika kutinggal segala keriaan dunia
untuk kembali padamu...
untuk kembali padamu...

gazelle run
pulau putri april 8, 04




Subuh dermaga pulau putri



subuh, dermaga pulau putri
diterpa angin dan basah ombak
ada dzikir ditengah badai
kecil manusia ditengah gelombang

kemarin ...
masih kulihat bening lautan
hiu, ubur ubur dan ikan berwarna warni
diving dikedalaman terantuk pari dan duri

tapi subuh ini laut kembali bergelora
melihat keriaan semalam
ada amarah menggelegak,
mungkin laut malu pada nabi dan mahdi
ketika hamba lupa berserah diri..

subuh, sepanjang tepian pulau putri
hanya ada tangis dihati
ditengah luka ditengah demam membara
tertatih menatap duka akhir zaman

agh.. tubuhku memanas lagi
tak sanggup berbaring
tak sanggup berdiri
ketika berbaring dadaku sesak
ketika berdiri kaki tak kuat menahan bengkak

subuh ditengah dermaga pulau putri
ditengah badai biar panasku kau bawa serta
diterpa angin diterpa dingin,
biar demamku cepat dingin

gazelle run
pulau putri april 8, 04
(akhirnya kumengerti bahwa didunia ini nafsu manusia
bagai samudra, sedang budinya hanyalah daratan kecil
ditengah2nya)



Disini sakit dan gelap



Dia merubah-rubah ku
dari sedih ke gembira
dari sehat ke sakit
dari terang ke gelap

dan kini ..
aku adalah juta kesedihan
sakit dan gelap
hingga ingin kuberkata2
tapi terasa terlalu mengganggu
hingga ingin kuteriak
meski ku tak sanggup

disini aku sakit dan gelap
sedih dan luka
karena aku cinta kau,
tapi ku pun cinta Dia
meski kau dan Dia sulit bersatu

kadang kulangkahi Dia untuk menemuimu
tapi selalu berakhir kecewa
selalu ada marah meradang
tak pernah hilang
bahkan ketika lenggang

tak layak kuingkari
Dia yang memberi kau untukku
dan derita yang kau bawa untukku dariNya
hingga akhirnya kumencari Dia

kucari Dia keujung jalan tak bertepi
penuh darah, luka dan remuk redam
hingga kemudian ingin kujumpa
Dia dan kau yang membawa hatiku sakit

hingga akhirnya kutak bereharap lagi
jumpa kau lagi, karena kau dan Dia
kini jadi satu bagiku
biarlah aku cepat berlalu
dalam lautan ketak mengertianku

gazelle run
terbaring dalam lautan rindu
fish house, may 26, 2004



malam ini menunggu keretamu



malam ini menunggu keretamu,
november 1984

bincang ceria,
asti yang lelah ketika cerita duka
dipelataran senja
kita bersimpuh kata-kata,

(ketika kereta malam mu hampir tiba)

malam gerimis yg membasahi kereta
membawa aroma air hujan dari ujung kota
dan angin warna biru
menggeraikan rambutmu
dekatkan diri
lewat kata-kata dalam matamu

asti malam yang larut
kusandarkan harapanku
dalam angan tidurku
dan kau masih terjaga..
ingin aku tenggelam
dalam jagamu..
aahhh,...malam yang larut
tak kah henti jagamu

asti..meski tak kutunggu
akhirmu yang larut
sepimu yang bersembunyi dalam ceriamu
dalam jalan2 malam menembus kabut

akhirnya malam terpejam
dan jabat yang terlambat

jogya, november 1984
malam dalam perjalanan
tergesa mencari tiada
cinta yang hilang tiba-tiba)

november 26, 1984
(kutulis kembali untuk yang kukasihi
saat ini dan masa depan, nabiku)

kuperiksa lagi catatanku kemarin
kudapati aku masih berhutang pada teman-teman
kehidupan telah menulis jiwaku dengan sepenuh hati.

saat kembali membaca kehidupan....,
kudapati kebodohan keangkuhan
yang tidak menundukkan kepala
dihadapan kebijaksanaan waktu....
(juga ketika waktu-waktu bersamamu)

kurindukan waktu-waktu bersamamu
karena disana kutemukan kata2 yang tak tertulis
gambar gambar & kenangan yang tak terlukis
airmata yang tidak keluar dari mata
tapi dari hembusan nafas

jogya, 26 november 1984
(dia yang paling kurindu
hidup paling lama dibenakku)



lapar adalah pelita



ketika tuhan menciptakan dunia,
Ia menciptakan dosa & kebodohan
didalam kepuasan makan & minum
dan menempatkan kebijaksanaan dalam lapar

Lapar adalah pelita,
kenyang adalah api
dan tak akan padam
sampai ia membakar pemiliknya



Pemimpin negeri



apabila Allah menghendaki kebaikan pada seorang
pemimpin negeri, maka Allah akan memberikan untuk
nya menteri yang jujur, jika ia lupa maka menteri
itu akan mengingatkannya, jika ia ingat, maka
menteri itu akan membantunya.."

apabila Allah menghendaki keburukan pada seorang
pemimpin negeri, maka Allah akan memberikan untuk
nya menteri yang buruk, jika ia lupa maka menteri
itu tidak akan mengingatkannya, jika ia ingat, maka
menteri itu tidak akan membantunya.."



in the path of divine love



hari ini kesucian dunia telah lenyap
yang tinggal hanya kekotoran
hari ini kematian
adalah penghargaan bagi setiap sufi

hari ini pencaharian tak lagi meletihkan
dan dunia tak lagi memilih dan mengganggumu
mula-mula para sufi diberi isyarat,
kemudian menjadi gerakan-gerakan
dan sekarang tak ada sesuatupun yang tinggal
kecuali kesedihan....

jika engkau bertemu dengan seorang miskin
hadapilah ia dengan budimu
bukan dengan ilmumu
karena kebaikan budi akan mendekatkannya
sedang ilmu akan menakutkannya

gazelle run, in the path of divine love





Lapar



Biarlah lapar ini menjadi pelita
Kerna, bisakah si kenyang menyentuh hati si lapar
menyampaikan hikmah kata pelita nurani

Biarlah lapar ini menjadi pelita kasih
Kerna mampukah si kenyang merasakan derita lapar
bila telah kehilangan kasih sayang

Biarlah lapar menjadi pelita rasa takut
Rasa takut akan hawa nafsu dunia
bukankah lapar ini mengingatkan
dekatnya elmaut yang memburu

Biarlah lapar ini menjadi pelita produktivitas
Bukankah Allah melekat di hati yang lapar
bagai pengawasan pimpinan yg selalu didekatnya
tentu kerja akan lebih membara...

Bukankah kenyangpun membuatku tidur
menipiskan kasih sayang
Bukankah kenyangpun tak menyentuh hati si lapar
karena kata-katanya hanya hampa belaka
Jadi biarlah lapar ini menjadi pelita....

gazelle run, in the middle ramadhan 1995
posted by arief hamdani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar